Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong perusahaan bus mengembangkan basis karoseri di dalam negeri mulai tahun depan. Kelak pembeliannya tak berupa impor gelondongan (complete build up/CBU) lagi, melainkan terurai dan dirakit di Indonesia.
“Misalnya bus Scania, semuanya termasuk sasis sudah bisa dirakit di pabrik UT. Ini agar ada transfer teknologi. Mulai tahun depan, semua bus Transjakarta harus dirakit di sini,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Hal itu dikemukakannya menanggapi komentar produsen kendaraan komersial yang menyayangkan impor utuh bus Transjakarta dari China. Padahal, armada serupa mampu dipenuhi pabrikan domestik dengan layanan purnajual yang lebih menyeluruh.
“Kami [prinsipal asal Jepang] sudah berinvestasi membangun pabrik cukup besar. Kami sayangkan kenapa tidak memakai produk pabrikan yang ada di dalam negeri saja,” tutur Direktur Promosi dan Pemasaran PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo, beberapa waktu lalu.
Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane menyatakan komponen ban Transjakarta semestinya diambil dari produsen lokal saja. “DKI impor bus dengan ban yang sudah terpasang. Kasihan dong pabrikan ban di Indonesia,” katanya.
Dinas Perhubungan DKI membeli secara utuh bus Transjakarta dari Tingkok. Jumlahnya mencapai 728 unit menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp1,7 triliun.
Padahal, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mewajibkan instansi pemerintah agar memaksimalkan pemakaian produksi domestik untuk pengadaan barang/ jasa yang dibiayai APBN/APBD.