Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Otomotif Dukung Siapapun Presiden Terpilih

Pelaku bisnis otomotif berharap siapa pun presiden Indonesia terpilih nanti mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan industri kendaraan bermotor di dalam negeri.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku bisnis otomotif berharap siapa pun presiden Indonesia terpilih nanti mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan industri kendaraan bermotor di dalam negeri.

"Siapapun presiden yang terpilih itulah yang terbaik. Siapa saja yang [jadi presiden] yang penting lancar," jawab Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo kepada Bisnis saat ditanya pendapatnya soal pilpres tahun ini, Senin (21/4/2014).

Sebagai pelaku bisnis di industri otomotif, dia menginginkan pemerintahan yang mampu membuat Indonesia lebih menarik di mata investor sehingga bersedia membangun basis produksi di sini.

Hal ini, menurut dia, penting agar RI tak sekedar menjadi lapak dagang terutama saat pasar bebas Asean dimulai akhir tahun depan.

Rahmat juga optimistis mampu menopang Toyota mempertahan penguasaan pasar otomotif domestik di kisaran 36% sepanjang tahun ini. Apalagi, kebutuhan kendaraan pibadi di dalam negeri diyakini terus tumbuh seiring dengan perkembangan segmen masyarakat kelas menengah.

"Saya melihat pangsa pasar Toyota tahun ini hampir sama dengan tahun lalu. Strategi pemasaran yang kami punya dengan memperkuat purnajual, memang untuk mengarah ke marketshare 36%."

Untuk mempertahankan bisnis di negara berkembang seperti Indonesia, agen tunggal pemegang merek (ATPM) perlu meningkatkan kegiatan manufaktur di dalam negeri. Inilah yang dilakukan Toyota Astra Motor dengan 85% produk yang beredar di Tanah Air merupakan barang lokal.

Selain berorientasi kepada pasar domestik juga perlu memikirkan penjualan ke pasar global alias ekspor. Jika sebuah perusahaan otomotif memiliki basis produksi kuat, imbuh Rahmat, tentunya kesempatan ekspor terbuka lebih lebar.

Dia menyaksikan pertumbuhan ekspor Toyota sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi. Selama 1987 – 2003 hanya 9.400 unit per tahun lantas melejit jadi 17.000-an unit utamanya sejak Fortuner dibuat di dalam negeri pada 2006.

"Jika basis produksi di dalam negeri kuat, Indonesia jadi bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jika basisnya kuat seperti Toyota, selain bisa jual kendaraan di domestik kesempatan berikutnya adalah [sukses] di pasar ekspor," ucap Rahmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper