Bisnis.com, JAKARTA—Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi berpendapat peluang pertumbuhan penjualan kendaraan niaga berupa truk hanya terbuka untuk truk ringan dan sedang. Penjualannya pun lebih banyak terserap ke sektor infrastruktur.
“Terserap di infrastruktur mungkin lebih dari 50%. [Tambang lesu] dan pembukaan lahan untuk perkebunan dan kehutanan berkurang jadi penjualan kesini juga berkurang,” ucapnya kepada Bisnis, Senin (21/4/2014).
Penjualan truk kelas berat di atas 24 ton diperkirakan tetap lesu lantaran bisnis pertambangan belum pulih. Kondisi ini tak bisa disiasati dengan cara apapun oleh produsen truk.
Setidaknya, mereka cuma bisa menggeser fokus bisnis ke truk ringan dan sedang yang bisa terserap ke sektor infrastruktur dan logistik.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat selama kuartal I/2014 truk ringan (light truck 5 – 10 ton) terjual 28.578 unit, kelas sedang (medium truck 10 – 24 ton) laku 2.567 unit, dan yang berat (heavy truck >24 ton) terjual 4.556 unit.
Penjualan truk kelas ringan dan sedang berpeluang tumbuh sekitar 10%, kata Budi, sejalan dengan bertambahnya anggaran untuk proyek infrastruktur.