Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan produsen kendaraan bermotor di Tanah Air menyatakan pencegahan kendaraan bermotor roda 4 yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) menenggak premium sangat tergantung kepada Pertamina. Sebab, pengecilan lubang tangki bensin mobil juga perlu didukung nozzle yang ukurannya lebih besar.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan kendati produsen bisa menyelesaikan persiapan maksimal dalam 6 bulan, kalau Pertamina belum tuntas tetap takkan maksimal.
“Pertamina perlu mapping [memetakan]. Pertamina bilang ada sekitar 5.400 SPBU di Indonesia, mesti dihitung ada berapa nozzle [yang ukurannya perlu diperbesar]. Karena masing-masing SPBU jumlah nozzle Premium dan Pertamax-nya berbeda,” katanya, di Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mewajibkan produsen otomotif memproduksi KBH2 dengan ukuran lubang tangki bensin lebih kecil. Jongkie menyatakan pihaknya telah menyetujui kebijakan ini.
Catatan saja, KBH2 alias low cost and green car (LCGC) mengkonsumsi seliter bensin untuk menempuh 20 km sedangkan non-LCGC rerata 12 km per liter. Artinya, terdapat efisiensi sekitar 60% BBM per unit mobil.