Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kendaraan Niaga, Merek Non Jepang Tak Mengancam

Merek otomotif asal Jepang tak hanya mendominasi passenger car melainkan pula segmen kendaraan niaga alias komersil. Padahal, pasukan dari Negeri Sakura terbilang lebih sedikit ketimbang merek non-Jepang.
 Toyota Avanza/Jibi
Toyota Avanza/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Merek otomotif asal Jepang tak hanya mendominasi passenger car melainkan pula segmen kendaraan niaga alias komersil.

Padahal, pasukan dari Negeri Sakura terbilang lebih sedikit ketimbang merek non Jepang.

Merek kendaraan niaga asal Jepang adalah Daihatsu, Nissan, Mitsubishi, Suzuki, Isuzu, Mazda, Toyota, Hino, dan UD Trucks. Sedangkan non-Jepang ada 11 merek, baik itu dari China, Eropa, Korea, maupun India.

Cukup dengan sembilan merek saja, Jepang berhasil menguasai lebih dari 60% pasar kendaraan niaga di Indonesia atau lebih dari 300.000 unit. Adapun pabrikan non Jepang cuma membukukan penjualan sekitar 6.975 unit.

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tidak khawatir menghadapi persaingan di pasar kendaraan komersil tahun ini, terlebih dengan merek non Jepang. Agen tunggal pemegang merek Isuzu ini terjun ke beberapa segmen di pasar kendaraan niaga, yaitu pikap serta truk dan bus ringan maupun medium.

Direktur Pemasaran IAMI Supranoto percaya diri kepercayaan konsumen terhadap merek Jepang tetap lebih tinggi. "Konsumen truk masih melihat bahwa produk made in Japan itu yang terbaik," tuturnya.

Dominasi Negeri Sakura tetap berlanjut kendati pasar kendaraan niaga pada 2014 diproyeksi lebih berat. Alasannya, prinsipal Jepang datang ke Tanah Air tak sekedar menawarkan barang tapi juga menjanjikan layanan purnajual yang baik.

"Ada konsumen yang mencoba produk selain Jepang yang hargannya lebih murah. Tapi, setelah 6 bulan tidak bisa dipakai lagi, ini buntutnya panjang," ucap Supranoto.

Bagi konsumen kendaraan komersil jaminan pelayanan purnajual mencakup service hingga suku cadang seolah harga mati. Produk bagus dan aftersales menyeluruh harus dimiliki dari barang yang mereka beli.

Untuk memenuhi hal itu, IAMI hendak menambah jaringan penjualannya menjadi 120 unit outlet pada 2014 hingga penghujung 2013 jumlahnya baru 103 unit. Depo suku cadang juga akan ditambah menjadi 12 unit di Bali, Lampung Manado, Palembangm dan Kudus.

Fasilitas bengkel resmi Isuzu ditargetkan meluas hingga 216 unit di seluruh Indonesia. Sedangkan bengkel berjalan akan ditambah dari 120 unit pada tahun lalu menjadi 140 unit sepanjang 2014.

General Manager IAMI Edy J. Oekasah mengatakan bakal ada 9 produk baru yang dirilis pada tahun ini demi mencapai target penjualan 35.500 unit. “Di semester I/2014 ada sekitar 3 hingga 4 produk baru, sisanya di semester kedua,” ucapnya.

Sementara itu, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengemukakan pendapat serupa dengan Isuzu terhadap persaingan pasar kendaraan niaga tahun ini. Direktur Promosi dan Pejualan HMSI Santiko Wardoyo merasa kehadiran merek-merek Eropa belum mengancam bisnis pabrikan Jepang.

"Kendaraan niaga dari Eropa berupa truk biasanya bermain di kelas berat yang besar-besar sekali, biasanya untuk tambang. Tapi China dan Eropa belum mengancam," ucapnya.

Menyoal layanan purnajual produk, Hino menyediakan 5 depo spare parts berlokasi di Jatake, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, dan Deli Serdang. ATPM juga memberikan diskon 50% untuk pembelian suku cadang yang rusak karena banjir sejak 27 Januari hingga akhir Maret 2014.

Senior Executive Officer Service & Spare Part Division PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono mengatakan paling parah kerusakan yang dialami truk berupa pecah blok sehingga harus turun mesin. “Kalau itu bisa sampai Rp100 juta, kami diskon jadi hanya Rp50 juta,” tuturnya.

Realisasi omzet suku cadang HMSI pada 2013 senilai Rp518 miliar, tumbuh 12% dari tahun sebelumnya Rp461 miliar. Pada 2014, Hino menargetkan nilai penjualan suku cadang lebih banyak mencapai Rp614 miliar.

HMSI optimistis mampu mencapai target penjualan 40.000 unit. Untuk merealisasikannya, ATPM melakukan perluasan jaringan penjualan dari 144 unit menjadi 160 unit pada tahun ini. Kini, terdapat 220 bengkel resmi Hino serta lebih dari 2.101 toko suku cadang yang akan bertambah menjadi 2.400 unit.

Sejatinya, geliat bisnis segmen kendaraan niaga di Tanah Air masih tertinggal dari Thailand. Asean Automotive Federation (AAF) mencatat sales di Indonesia cuma separuh pencapaian Negeri Gajah Putih.

Pasar kendaraan niaga sepanjang tahun lalu berjumlah 350.394 unit sedangkan Thailand mencapai 665.577 unit. Agen tunggal pemegang merek (ATPM) armada komersil di dalam negeripun mengakui bisnis pada 2014 lebih berat dibandingkan 2013.

 

Wholesales Kendaraan Komersil 2013 (Unit)

----------------------------------------------------------------------

Segmen                               Jepang                  Non-Jepang       Total

Pikap                                     200.004                 4.309                     204.313

Minibus & mikrobus       21.685                   541                         22.226

LightTruck & Bus              111.091                 0                              111.091

Medium Truck & Bus      15.200                   2.004                     17.204

Heavy Truck & Bus           15.152                   121                         15.273

Sumber: Gaikindo, diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper