Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar LCGC Kecil, Perubahan Premi Asuransi Tak Pukul Pasar Otomotif

Perusahaan pembiayaan kendaraan unit usaha Astra, Astra Credit Companies (ACC), menilai perubahan tarif premi asuransi kendaraan tidak terlalu mempengaruhi pasar otomotif.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan pembiayaan kendaraan unit usaha Astra, Astra Credit Companies (ACC), berpendapat produsen otomotif tidak perlu khawatir terhadap perubahan tarif premi asuransi kendaraan yang bisa menekan penjualan LCGC.

Chief Executive Officer ACC Jodjana Jody mengatakan gejolak yang mungkin melanda segmen LCGC takkan berdampak besar terhadap pasar otomotif nasional. Sebab, populasinya tidak besar, tahun lalu saja kontribusinya baru sekitar 4% terhadap total penjualan mobil.

"LCGC itu hanya sekian persen dari market otomotif keseluruhan. Dari perusahaan pembiayaan, biasanya asuransi dicicil. Jadi, tidak terlalu bermasalah. Pembagian wilayah sudah cukup merata, aturan batas atas dan bawah juga [sudah baik]," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2014).

Kini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagi tarif premi berdasarkan lokasi yang dipetakan menjadi 3 wilayah. Wilayah 1 mencakup Sumatra dan kepulauan di sekitarnya; wilayah 2 untuk DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat; dan wilayah 3 menjangkau seluruh Indonesia selain wilayah 1 dan 2.

Selain itu, pemegang polis wajib menanggung nilai retensi sendiri atau administrasi lebih mahal saat mengajukan klaim. Pasalnya, biaya pengajuan klaim naik dari Rp200.000 menjadi Rp300.000 per klaim. Dalam aturan yang baru juga ditetapkan tarif batas atas dan bawas bawah, bukan cuma tarif tunggal.

Perubahan lain yang ditetapkan OJK menyoal kategori kendaraan, dalam aturan lama hanya mencakup nontruk dan truk. Tapi, sekarang kategori yang ada mengakomodasi pula segmen mobil murah ramah lingkungan.

“Sekarang ada aturan batas atas dan bawah, jadi bisa bermain di antaranya. Tarif jangan dilihat secara nasional karena LCGC hanya segmen kecil. Tarif lebih tinggi karena resikonya lebih tinggi,” ucap Jodjana.

Gaikindo memproyeksikan penjualan dari pabrikan ke diler (wholesales) sepanjang tahun ini konservatif dari tahun lalu pada kisaran 1,23 juta unit. Porsi market LCGC diramalkan berkembang menjadi sekitar 10% terhadap wholesales nasional atau setara 120.000 unit.

Menurut Jody, walaupun LCGC mungkin akan menjadi kendaraan dengan pertumbuhan terpesat tetap saja segmen ini tak bisa disebut sebagai tulang punggung. Lonjakan penjualan signifikan wajar mengingat tipe kendaraan ini merupakan barang baru di Tanah Air.

"Kita bicara angka sajalah, mayoritas tetap MPV sekitar 40% hingga 50% total penjualan. Saya tak terlalu yakin LCGC bakal menggantikan pasar MPV besar-besaran dalam short term," ucap dia.

Catatan saja, mobil murah hemat bahan bakar tersebut baru masuk ke pasaran terhitung sejak September 2013. Merek yang bermain di segmen ini ialah Astra-Toyota Agya, Astra-Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun Wagon R.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler