Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Thailand, Distribusi Mobil ke Indonesia Tidak Terganggu

Pengusaha otomotif nasional mendapat kepastian krisis politik yang memanas di Thailand relatif tidak menimbulkan gangguan bagi industri kendaraan yang sebagian produknya untuk pasar di Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha otomotif nasional mendapat kepastian krisis politik yang memanas di Thailand relatif tidak menimbulkan gangguan bagi industri kendaraan yang sebagian produknya untuk pasar di Indonesia.

Intan Vidiasari, Head of Public Relations and Corporate Secretary PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal pemegang merek Mitsubisi, mengatakan pengiriman Mirage, Outlender dan Pajero masih lancar dari pabriknya di Thailand.

“Sejauh ini belum ada pengumuman dari pihak Mitsubishi Motors Thailand mengenai dampak dari situasi politik yang memanas di negara itu terhadap kegiatan produksi otomotif,” ujarnya, Selasa (10/12/2013).

Industri otomotif milik Mitsubishi Motors Thailand, menurutnya, berlokasi relatif jauh dari pusat konsentrasi masa pendemo dan mereka tidak emosional dalam menyampaikan aspirasi dan juga tidak anarkis yang dapat mengganggu kegiatan pabrik.

Dia mengatakan pengiriman kendaraan dari Thailand diyakini tetap lancar sehingga penjualan Mitsubisi di Indonesia tetap tinggi, seperti pada Januari-Oktober 2013 untuk Mirage mencapai 5.169 unit, Outlender Sport 3.927 unit, dan Pajero Sport sebanyak 10.509 unit.

Apalagi, lanjutnya, pihak otoritas pemerintah maupun Mitsubishi Motors Thailand juga belum memberi kabar terkait perkembangan krisis politik yang berdampak pada industri otomotifnya, seperti saat terjadi banjir besar melanda sebagian wilayah negara tersebut.

“Waktu dulu terjadi banjir besar di Thailand, industri otomotifnya tetap beroperasi seperti biasa karena lokasi pabrik relatif jauh dari tempat musibah. Tetapi, yang bermasalah saat itu vendornya, karena tempat mereka bekerja kebanjiran,” ujarnya.            

Sementara itu Soehari Sargo, analis industri otomotif, mengatakan pengusaha otomotif nasional tetap harus memantau perkembangan situasi krisis politik di Thailand, kendati sekarang tidak terlalu buruk dampaknya bagi usahanya.

Memantau perkembangan situasi di Thailand itu, menurutnya, termasuk dengan mempelajari kekuatan daya saing industri otomotif negara tersebut yang sulit disaingi oleh Indonesia yang belum memiliki kesiapan daya dukung bahan baku industrinya.

“Faktor yang membuat industri otomotif kurang berdaya saing antara lain kerena sistem mata rantai suplai yang tidak dijalankan secara optimal, kurang tersedianya plat lempengan baja dan alumunium untuk membuat bodi mobil, dan infrastruktur pendukung seperti akses jalan raya,” tetasnya.

Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengatakan sejauh ini belum ada informasi dari pihak ATPM tentang dampak krisis politik di Thailand terhadap industri otomotif di negara tersebut.

“Belum ada pihak ATPM yang melapor ke asosiasi terkait dampak dari krisis politik di Thailand. Apalagi demo masanya relatif terkendali, dan tidak menimbulkan perusakan dan gangguan bagi kegiatan industri,” ujarnya.

Menurutnya, pihak ATPM sudah menyiapkan beberapa langkah strategis yang akan dipilih sebagai alternatif untuk menyelamatkan bisnisnya jika ternyata krisis politik di Thailand menjadi berkepanjangan dan mengganggu kegiatan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper