Bisnis.com, JAKARTA—Peryataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mobil murah sejatinya untuk angkutan pedesaan, agaknya bertolak belakang dengan realisasi. Mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) yang kini beredar justru berupa kendaraan perkotaan (city car).
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menyatakan selama menggodok pondasi LCGC bersama Kemenperin tak membahas soal penggunaan melainkan teknisnya. Sementara pernyataan Presiden merujuk kepada jenis penggunaan, di kota atau desa.
"LCGC ini bentuknya bermacam-macam. Bisa juga nanti dibuat LCGC yang seperti MPV atau pikap. Tinggal menunggu pengembangan dari model yang ada sekarang. Yang penting, kita susun dulu kriterianya," ucapnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Gaikindo menilai, tak tertutup kemungkinan pengembangan desain mobil murah ke depan mengikuti permintaan konsumen. Pengembangan wujud LCGC sangat memungkinkan jika perusahaan otomotif bersangkutan melihat ada ceruk bisnis potensial.
Membicarakan soal angkutan pedesaan, imbuh Jongkie, cenderung relatif. Tak bisa dipatok kendaraan macam apa yang dibutuhkan warga desa, mengingat banyak pedesaan yang sudah memiliki infrastruktur jalan memadai.
"LCGC untuk kebutuhan pedesaan bisa saja redesign atau membuat desain baru. Perusahaan otomotif ini fleksibel saja, jika ada potensi pasar yang baik mereka akan studi bentuk seperti apa yang dibutuhkan dan masuk ke sana. Tidak masalah LCGC dipakai di desa, tinggal modifikasi," ujarnya.
Program mobil ramah lingkungan merujuk kepada Peraturan Pemerintah (PP) No.41/2013 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah. Presiden sendiri yang menandatangani beleid ini pada 23 Mei 2013.
Pada Pasal 3 ayat 1 (c) ditetapkan pengenaan pajak 0% dari harga jual untuk jenis kendaraan LCGC, selain sedan. Syaratanya, konsumsi BBM harus mencapai 20 km per liter baik untuk mesin bensin 980cc - 1.200 cc maupun diesel dan semi diesel 1.200 cc - 1.500 cc.
Mobil seperti apa sebetulnya LCGC itu?
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menjawab, "Kendaraan bermotor roda 4 hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) adalahangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk pengemudi dengan satu sistem gardan penggerak". Ini tertuang dalam Draf Petunjuk Teknis LCGC yang disahkan pada 15 Juli 2013.
PP 41/2013 maupun penjelasan teknis LCGC dari Kemenperin tak ada yang menyebutkan bahwa LCGC adalah kendaraan yang diperuntukkan bagi angkutan pedesaan. Bahkan, konsep kendaraan pedesaan inipun mencuatkan pertanyaan tersendiri.
Pengamat dan pemerhati otomotif senior Suhari Sargo berpendapat moda transportasi yang dibutuhkan masyarakat desa bukan sekedar kendaraan penumpang. Tapi, lebih kepada angkutan barang menyerupai pikap.
"Ini bagaimana sebenarnya sih? Presiden mau mobil murah untuk angkutan pedesaan? Apa perintah awalnya memang begitu tapi [realisasinya] beda, atau bagaimana? Saya heran," tuturnya.
Jika tujuan awal LCGC menghadirkan kendaraan murah bagi warga desa mungkin jawabannya bukan city car. Kendaraan imut macam ini akan lebih menjamur di kota yang semestinya memperbanyak fasilitas trasportasi publik, bukan kendaraan pribadi.
Pohon sudah terlanjur berbuah. Produk LCGC sudah merangsek ke pasaran dan diserap konsumen. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) mobil murah pada Oktober mecapai 11.592 unit.
Angka tersebut berasal dari tiga produk LCGC merek Jepang yang sudah mengaspal, yakni Toyota, Daihatsu, dan Honda. Astra-Toyota Agya terjual 5.343 unit, Astra-Daihatsu Ayla laku 4.929 unit, serta Honda Brio Satya terserap 1.320 unit.
"Tidak mungkin LCGC city car seperti sekarang terserap di desa, di sana butuhnya pikap yang murah. Sedangkan persaingan LCGC semakin ramai [di kota]," tutur Suhari.
Sementara itu, kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) otomotif tak ambil pusing terhadap pernyataan Presiden soal LCGC. Tak ada pengaruh apapun terhadap kinerja penjualan.
Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengaku tak terlalu mengerti konsep mobil murah untuk pedesaan, seperti disampaikan Presiden. ATPM Honda merasa tak ada yang perlu ditanggapi mengenai hal itu.
"Tidak ada ulasan lebih lengkap soal LCGC untuk desa jadi tidak bisa kami tanggapi dan tidak perlu menanggapi karena kami tidak tahu maksudnya. Mungkin maksud Presiden akan ada rencana lain untuk LCGC," tuturnya.
Honda adalah prinsipal ketiga yang menelurkan mobil murah setelah Toyota dan Daihatsu. Volume penjualan diharapkan bisa mencapai 3.000 unit mulai tahun depan. Market otomotif domestik dirasakan semakin keras selama kuartal IV/2013, khususnya pada November dan Desember.
Ada dua prinsipal selain Toyota, Daihatsu, dan Honda yang mendaftarkan diri ke Kemenperin untuk program LCGC, yaitu Suzuki (Karimun Wagon R) dan Datsun (GO+).