Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sertifikasi Mobil Listrik Dirilis Pekan Depan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan sertifikasi kelaikan mobil listrik, yang saat ini telah disodorkan ke Kementerian Perhubungan untuk dikalibrasi.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan sertifikasi kelaikan mobil listrik, yang saat ini telah disodorkan ke Kementerian Perhubungan untuk dikalibrasi.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat  menilai pengembangan segmen mobil listrik di dalam negeri sulit dilakukan tanpa ada investor yang berani pelopori.

Untuk memproduksi mobil listrik secara komersil, imbuh Hidayat, diperlukan perangkat komprehensif. Selain kesiapan pelaku usaha dan infrastruktur, produk yang dihasilkan juga harus berkualitas.

Sebab, ketika mobil diproduksi secara massal tidak ada lagi toleransi terhadap kekurangan dalam bentuk apapun. Berbeda ketika mobil bersangkutan masih dalam konteks uji kendara.

"Kami sedang proses sertifikatnya. Sekarang dikirim ke Kementerian Perhubungan untuk uji kelaikan. Pekan depan selesai, langsung saya tandatangan. Kasih tahu Pak Dahlan, ini akan selesai sebelum Apec," ujar Hidayat Jumat (13/9/2013).

Menperin mengingatkan program mobil listrik membutuhkan kehadiran investor yang siap menanggung resiko bisnisnya. Komitmen pelaku usaha juga harus sejalan dengan persiapan fasilitas infrastruktur yang terkait.

"Kalau bentuk mobil listrik kecil seperti ini untuk penggunaan di daerah komplek besar mungkin kita bisa mulai secara bertahap. Tapi harus ada investor yang mau tanggung resiko bisnis serta kita lengkapi infrastrukturnya," lanjutnya.

Sejauh ini, keberadaan mobil listrik merek lokal belum diproduksi untuk kebutuhan komersil. Untuk itu, kendaraan asal Depok, Jawa Barat, buatan Dasep Ahmadi itu belum dikenai komponen pajak. 

Menperin mengatakan mobil listrik akan diproduksi secara massal jika masyarakat menunjukkan minat kuat terhadap kehadiran mobil tersebut.

Saat ini, pengerjaan prototipe mobil listrik ditangani Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Jika sudah siap diproduksi massal barulah Kemenperin ambil bagian. 

"Percobaannya dilakukan BPPT. Kalau sudah mau mass product barulah diurus Kementerian Perindustrian. Saya harus persiapkan sama seperti menyiapkan produksi massal kendaraan komersil lain," ujar Hidayat. 

Untuk kebutuhan pertemuan APEC di Bali, pemerintah menyiapkan dua tipe yang sedang dikerjakan, yaitu mobil bus dan mobil serba guna (multi purpose vehicle/MPV) premium. Pengerjaannya ditargetkan kelar akhir September. Untuk tipe bus listrik akan dibuat sejumlah 8 unit berkapasitas hingga 17 penumpang dilengkapi gear box. 

MPV bertenaga listrik akan tersedia sebanyak 10 unit sedangkan bus listrik 20 unit. Kebutuhan baterai untuk proyek ini dipenuhi PT Nipress Tbk dengan nilai investasi Rp15 miliar dengan kemampuan produksi 20 juta unit per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper