Bisnis.com, JAKARTA - Frost & Sullivan memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini sekitar 1,2 juta unit, sama dengan pencapaian tahun lalu, di tengah kenaikan suku bunga dan pengetatan pengeluaran masyarakat akibat gejolak ekonomi.
Dushyant Sinha, Associate Director Automotive Practice Asia Pasifik Frost & Sullivan, mengatakan prediksi tersebut tidak berubah terkait dengan perkembangan baru yang berpotensi menjadikan tahun ini sebagai tahun perubahan bagi sektor otomotif Indonesia dengan dampak strategis yang diperkirakan berjangka panjang.
Dia mengatakan pertumbuhan konsumsi domestik dan kampanye promosi yang agresif dari segi pasokan akan mendukung pertumbuhan secara keseluruhan pada tahun ini. Rencana digulirkannya program low cost creen car (LCGC) pada akhir tahun ini juga akan meningkatkan penjualan.
Namun, Dushyant mengingatkan bahwa penaikan harga bahan bakar subsidi dan tekanan inflasi dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, serta memperlambat pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia.
"Kenaikan suku bunga yang disertai dengan pengetatan pengeluaran akan menghalangi pertumbuhan penjualan kendaraan," katanya dalam siaran pers, Rabu (28/8/2013).
Dia menambahkan kanibalisasi pada beberapa sektor akibat dari adanya program LCGC dan tidak adanya perbaikan di sektor komoditas juga akan menghambat pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia.
Namun demikian, pelamahan rupiah dapat membantu kegiatan ekspor. “Meskipun terdapat sejumlah ketidakpastian, kami akan tetap berpegangan pada prediksi kami tahun ini dimana pertumbuhan penjualan kendaraan akan sama dengan tahun lalu sekitar 1,2 juta unit." (Achmad Aris)