Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pamor Pabrikan Otomotif Jepang Merosot di China

Bisnis.com, JAKARTA—Dibandingkan dengan produsen otomotif asing lain, pabrikan Jepang mengalami penurunan kepuasan pelanggan terbesar di China.
Dini Hariyanti
Dini Hariyanti - Bisnis.com 31 Juli 2013  |  16:00 WIB
Pamor Pabrikan Otomotif  Jepang Merosot di China

Bisnis.com, JAKARTA—Dibandingkan dengan produsen otomotif asing lain, pabrikan Jepang mengalami penurunan kepuasan pelanggan terbesar di China.

Ini terjadi setelah mencuatnya sengketa teritorial yang memicu protes pada tahun lalu. Merek-merek Jepang bahkan tertinggal dari kompetitor asal Korea Selatan, Amerika, Eropa dan hanya mengalahkan pabrikan asal China. Hasil ini berdasarkan survei industri tahunan yang dirilis JD Power & Associates. 

"Penurunan ini utamanya dipicu iklim politik yang merusak reputasi produsen asal Jepang," kata Direktur Penelitian Otomotif JD Power China Tony Zhou, di Beijing, China, Rabu (31/7/2013).

Selama protes anti-Jepang membara di Negeri Tirai Bambu sedikitnya ada 1.800 mobil yang dirusak buatan Toyota Motor Corp. dan Nissan Motor Co. Ini berdasarkan catatan Guangzhou Automobile Group Co yang mengoperasikan usaha patungan dengan Toyota dan Honda.

Turunnya minat pasar otomotif di China menjadi tantangan bagi pabrikan Jepang untuk mendongkrak kembali antuasime konsumen di sana. Berdasarkan kajian The China Customer Service Index Study menyatakan secara umum anjloknya kepuasan pelanggan kali ini adalah yang pertama kali terjadi lagi sejak 2006.

Kesimpulan itu diperoleh setelah sejak 2 tahun lalu meneliti kepuasan pemilik kendaraan merek Jepang. The China Customer juga mengunjungi departemen pelayanan diler resmi kendaraan pabrikan Jepang dalam 6 bulan terakhir.

"Konsumen juga mengeluhkan agresifnya dorongan yang dilakukan diler produk Jepang demi menghasilkan keuntungan di tengah ketatnya persaingan. Ini membuat konsumen menghabiska lebih banyak uangnya," ucap Zhou. (Bloomberg/61)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

jepang otomotif nissan china toyota

Sumber : Newswire

Editor : Ismail Fahmi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top