Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nipress Mulai Pasok Baterai Lithium Mobil Listrik Nasional

Bisnis.com, JAKARTA--Industri mobil listrik nasional kini mulai mendapatkan pasokan baterai litium dari PT Nipress Tbk, yang mampu memproduksi 6.000 baterai lithium pada tahun ini.Sebagai permulaan, Nipress menginvestasikan US$1,5 juta di pabrik seluas

Bisnis.com, JAKARTA--Industri mobil listrik nasional kini mulai mendapatkan pasokan baterai litium dari PT Nipress Tbk, yang mampu memproduksi 6.000 baterai lithium pada tahun ini.

Sebagai permulaan, Nipress menginvestasikan US$1,5 juta di pabrik seluas 500 meter persegi. Per hari, pabrik baru ini ditargetkan mampu memproduksi 20 baterai lithium. Untuk sementa, baterai akan dipasok untuk kebutuhan kendaraan seperti bus dan multi purpose vehicle (MPV) di ajang Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Nusa Dua Bali.

Direktur Operasional Nipress Richard Tandiono menyebutkan untuk bus dan MPV pada APEC 2013 membutuhkan masing-masing enam subpack baterai lithium berkapasitas masing-masing 10 Kwh. Jarak tempuh diproyeksi mencapai 300 km.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan akan memamerkan sekitar 20 mobil listrik dalam ajang tersebut.

"Pada 2015 kami menargetkan mampu memproduksi baterai lithium untuk mobil listrik ini secara massal. Total investasi kami perkirakan mencapai US$55 juta. Untuk lahan, kami akan manfaatkan yang sudah ada, kami punya 11 hektare," ujar Richard di sela-sela peresmian pabrik, Sabtu (13/7/2013).

Richard menuturkan, pengembangan produksi baterai lithium ini telah dilakukan perusahaan sejak tahun lalu. Dia optimistis dengan target Kementerian BUMN untuk mendorong produksi sebanyak 5.000 unit mobil listrik pada tahun depan, target untuk produksi massal akan tercapai. 

Baterai lithium ini akan mulai dipasok kepada produsen pada akhir bulan ini dan Agustus 2013. Saat ini terdapat tiga produsen mobil listrik, salah satunya PT Sarimas Ahmadi Pratama.

Selain untuk mobil listrik, saat ini perusahaan juga berusaha mengembangkan baterai lithium ke sektor lain, seperti telekomunikasi, untuk baterai base tranceiver station (BTS).

Meski harga baterai lithium lebih mahal empat kali lipat dibandingkan baterai timah hitam, Richard mengklaim lithium lebih ramah lingkungan dan tidak rentan dicuri. Salah satu pelanggan baterai Nipress adalah Telkomsel. "Kami sedang menjajaki untuk XL dan Indosat," tuturnya.

Tak hanya itu, Nipress juga tengah mengembangkan baterai kapal selam dengan target selesai pada tahun depan dan baterai untuk industri alutsista.

Sebelumnya, Nipress berencana meningkatkan kapasitas produksi baterai industri hingga 250.000 unit per tahun dan penjualan 155.000 unit. Pada tahun ini pula perusahaan menargetkan penjualan mencapai 4,3 juta unit baterai atau setara Rp925,22 miliar dengan rincian 2,03 juta unit baterai aki sepeda motor dan 2,1 juta aki mobil.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper