BISNIS.COM, JAKARTA -- Perkembangan industri otomotif nasional belum diimbangi dengan pertumbuhan jumlah bengkel pendukung layanan purna jual, akibatnya sering terjadi antrean cukup panjang kendaraan yang membutuhkan perawatan atau perbaikan.
Euis Saedah, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian, mengatakan kondisi tersebut terjadi karena bengkel yang ada hanya bisa melayani sekitar 60% dari kebutuhan layanan purna jual kendaraan, sehingga masih terbuka luas untuk bisnis perbengkelan di dalam negeri.
Apalagi, industri otomotif juga membutuhkan keberadaan bengkel umum atau bengkel resmi (authorized) menjadi bagian dari jaringan layanan purna jual untuk memberi kemudahan bagi pelanggan yang kendaraanya bermasalah.
"Karena itu usaha bengkel sangat prospektif, mengingat pertumbuhan industri otomotif dan populasi kendaraan yang meningkat, termasuk kalangan menengah yang mampu membeli kendaraan, tetapi jumlah bengkelnya masih terbatas, katanya saat membuka munas Himpunan Bengkel Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (HBBA) di Jakarta, Selasa (9/4/2013).
Dia menjelaskan jumlah anggota HBBA mencapai 135 bengkel umum, ditambah dengan ribuan bengkel binaan ATPM merek lain maupun bengkel umum itu ternyata belum mencukupi kebutuhan layanan perawatan dan perbaikan kendaraan yang cenderung meningkat.
Untuk itu, lanjutnya, hendaknya ATPM juga berkontribusi meningkatkan kualitas bengkel dengan memberikan pelatihan dan pembinaan bidang manajemen keuangan dan pengelolaan, standar teknis pelayanan, dan mentransfer teknologi terbaru yang dikembangkan pada produknya.
Menurutnya, Ditjen Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian juga memberikan kesempatan kepada pengelola dan teknisi bengkel mengikut pelatihan sesuai bidangnya, termasuk subsidi potongan harga mencapai 30% untuk pembelian peralatan bengkel.
Semenara itu Hendro Setyawan, Ketua Pengurus HBBA, mengatakan selama ini jalinan kerja sama antar pengusaha bengkel anggota HBBA maupun dengan ATPM yang difasilitasi oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra berjalan cukup baik.
"Kami berharap jumlah anggota terus bertambah, diikuti dengan kualitas pelayanannya yang terus meningkat mengikuti perkembangan teknologi otomotif, sehingga layanan kepada konsumen juga semakin baik," katanya.
F.X. Sri Martono, Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), mengatakan pihaknya membina sebanyak 1.130 bengkel, yang terdiri dari 262 bengkel umum mobil, 180 bengkel umum sepeda motor, 60 bengkel authorized mobil dan 628 bengkel authorized motor.
Dari seluruh bengkel itu yang terdaftar sebagai anggota aktif HBBA sebanyak 135 bengkel umum, yang mendapat pelatihan khusus layanan standar Astra, agar dapat melayani jasa perawatan dan perbaikan mobil merek Toyota, Daihatsu dan Isuzu dengan segala perkembangan teknologinya.
"Mereka kami berikan training manjemen, kualitas pelayanan, teknik yang berkaitan dengan mesin, termasuk setiap ada teknologi yang baru, juga dukungan permodalan bagi yang akan melakukan investasi pengembangan usaha atau untuk moda kerja," ujarnya.
Sementara itu Henry C. Widjaja, Sekretaris Pengurus YDBA, mengatakan yayasan dapat memfasilitasi bengkel untuk mendapatkan peralatan khusus perbengkelan dari ATPM untuk melayani kendaraan keluaran terbaru maupun dukungan permodalan usaha dari Astra Mitra Ventura mencapai Rp50 juta-Rp10 miliar.