Bisnis.com, TANGERANG - Mitsubishi Motors Corporation (MMC) menyatakan akan mempelajari rencana guna mengembangkan kendaraan berteknologi ramah lingkungan mobil listrik dan hibrida di Indonesia.
Chief Executive Officer MMC Osamu Masuko mengatakan pihaknya telah menjelaskan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian RI tentang keunggulan kendaraan listrik (EV), hibrida dan plug in hybrid electric vehicle (PHEV).
"Mitsubishi Motors telah melakukan persentasi kepada pemerintah mengenai keunggulan teknologi EV, Hybrid dan PHEV yang kami miliki," jelas Osamu Masuko dalam sebuah wawancara khusus kepada wartawan di GIIAS 2017, beberapa waktu lalu.
"Beberapa negara telah memutuskan pada 2040 mereka tidak akan lagi menjual mesin mobil dengan bahan bakar fosil, trend ini akan berdampak yang sangat besar," sambung Masuko.
Ia menambahkan, "Yang menjadi keuntungan kami adalah telah memulai EV pada 2009 (iMiev) dan PHEV (Outlander) pada tahun 2013 lalu. Kami akan melakukan studi terkait hal ini dengan menggandeng pemerintah dan universitas."
Osamu Masuko menjelaskan, kendati volume penjualan bukanlah target utama MMC, namun keberhasilan mencapai angka penjualan yang tinggi tentunya akan mempercepat pengembangan kendaraan berteknologi baru tersebut.
"Sales volume bukanlah target MMC, angka penjualan yang tinggi memang sangat membahagiakan, namun lebih dari itu angka penjualan mendukung pengebangan EV, Autonomous driving. Investasi dapat diwujudkan dengan sales volume yang besar," jelas Masuko.
Pemerintah Indonesia akan menyiapkan insentif bagi industri otomotif guna mendukung produksi mobil listrik yang ditargetkan 20 persen pada 2025.
"Ya termasuk bea masuk ada komponen PPnBM nya, artinya pemakaian bahan bakar minyak menurun, BBM itu kan masih disubsidi. Itu berarti mengurangi juga konsumen subsidi," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di ICE-BSD City, Tangerang, Jumat (11/8/2017).
Menurut Wapres, yang menjadi tantangan untuk mobil listrik adalah sumber daya listriknya, namun tidak perlu dikhawatirkan karena tiap lima tahun pemerintah setidak-tidaknya akan membangun pembangkit listrik yang menghasilkan 35 ribu megawatt.