Bisnis.com, JAKARTA—Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berlangsung sepanjang Juli 2021 memberikan sentimen negatif kepada pasar mobil bekas.
Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha menyatakan bahwa industri mobil bekas terdampak oleh implementasi PPKM yang membuat sebagian orang menahan untuk membeli mobil ataupun menjual mobil lamanya.
“Sebetulnya dampak di pasarnya itu cukup mengena ke dua-duanya. Jadi, dua-duanya [membeli dan menjual mobil bekas] sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).
Delly menjelaskan, kecenderungan masyarakat untuk menahan pembelian mobil bekas terjadi karena PPKM membuat mereka lebih sering berada di rumah, sehingga membeli atau menjual kendaraan bekas bukan menjadi prioritas.
Menurutnya, fenomena ini tidak hanya terjadi saat PPKM, tetapi juga terjadi selama penerapan PSBB ketika pandemi Covid-19 mulai mewabah di Indonesia.
“Selama PPKM orang juga cenderung menahan beli mobil bekas, kenapa beli sekarang, karena saya juga belum butuh, mobilisasi saya terbatas, saya kerja dari rumah, anak-anak juga sekolah dari rumah. Jadi, ada yang niatnya membeli, akhirnya tertunda,” ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah perusahaan pembiayaan menyatakan bahwa kredit mobil bekas tidak mengalami kelesuan, bahkan tetap mampu menjadi andalan di tengah pandemic.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance), yang mengandalkan produk kredit mobil bekas, menjadi salah satu perusahaan pembiayaan yang mencatatkan raihan positif sepanjang semester I/2021.
Pembiayaan mobil bekas dari emiten berkode BFIN ini menyumbang Rp4,34 triliun atau 71,2 persen dari total nilai booking sepanjang semester I/2021. Tepatnya, senilai Rp6,1 triliun, naik 48,7 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.