Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Industri Otomotif Terganjal Kemampuan Pasar Domestik

Realisasi investasi ini masih jauh dari capaian pada 2018 yang tercatat sebesar US$722,19 juta untuk PMA dan Rp322,67 miliar. Jika investasi tidak dapat digenjot hingga akhir tahun, dipastikan realisasi pada tahun ini akan melanjutkan tren penurunan dalam 3 tahun terakhir.
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA – Tren investasi di sektor industri otomotif dalam negeri mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir. Penurunan potensi penjualan di pasar domestik menjadi pemicu hal ini.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi ke sektor industri otomotif tercatat dari tiga industri, yakni industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, industri suku cadang dan aksesoris kendaran bermotor roda empat atau lebih.

Dari tiga sektor industri itu, realisasi investasi sampai dengan kuartal III/2019 baru mencapai US$365,71 juta untuk penanaman modal asing (PMA) dan Rp92,98 miliar untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Realisasi investasi ini masih jauh dari capaian pada 2018 yang tercatat sebesar US$722,19 juta untuk PMA dan Rp322,67 miliar. Jika investasi tidak dapat digenjot hingga akhir tahun, dipastikan realisasi pada tahun ini akan melanjutkan tren penurunan dalam 3 tahun terakhir.

Pada 2015, realisasi PMA dan PMDN tercatat masing-masing sebesar US$1,41 miliar dan Rp939,32 miliar. Realisasi itu mengalami peningkatan sebesar 14,58% dan 17,48% pada 2016, menjadi US$1,61 miliar dan Rp1,1 triliun. Catatan ini menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Memasuki 2017, realisasi investasi asing maupun dalam negeri mulai menurun. Masing-masing PMA dan PMDN turun 48,04% dan 22,48%. Tren ini berlanjut pada 2018, penurunan untuk PMA dan PMDN mencapai 8,26% dan 62,28%.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menjelaskan bahwa melempemnya investasi di industri otomotif disebabkan oleh belum maksimalnya penjualan di pasar domestik.

Menurutnya, penjualan rata-rata per tahun di Indonesia saat ini baru mencapai sekitar separuh dari kapasitas pabrik mobil. Hal ini membuat para investor memilih lebih realistis dengan tidak mendirikan pabrik baru atau meningkatkan kapasitas produksinya.

“Tentunya kami ingin ada [pemain] yang baru, tapi kita lihat realistis saja kapasitas kita kan belum maksimal, kapasitas produksi roda empat itu sekitar 2,4 juta unit per tahun, tapi paling tinggi penjualan itu cuma 1,2 juta, artinya itu sudah baru 50%-an lebih yang dipakai,” katanya kepada Bisnis, Senin (21/10/2019).

Dia menjelaskan, pertumbuhan investasi pada 2016 didorong oleh pendirian pabrik Wuling dan ekspansi pabrik Mitsubishi. Meski produksi dimulai pada 2017, investasi Wuling yang mencapai lebih dari Rp1 triliun itu sudah dimulai sejak tahun sebelumnya.

Setelah itu, masih ada investasi baru yang dilakukan oleh Indomobil dengan membangun pabrik baru di Cikampek, Jawa Barat melalui anak usahanya PT National Assemblers. Pabrik ini saat ini dioperasikan untuk merakit mobil Volkswagen Tiguan yang diimpor secara medium knocked down.

Menurutnya, investasi di industri otomotif merupakan investasi yang memerlukan komitmen jangka panjang. Dia mengharapkan dengan berlalunya tahun politik dan perbaikan ekonomi global, investasi industri otomotif dapat meningkat.

“Ternyata perang dagang China dan Amerika juga berdampak, kan, negara tetangga juga tidak seperti yang diramalkan di awal, itu juga berimbas ke kita. Syukur penjualan kita masih bisa bertahan 1 juta di akhir tahun, pertumbuhan ekonomi 5%. Mudah-mudahan ada realisasi investasi lagi tahun depan,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler