Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Esemka Bima Hadapi Persaingan Ketat Segmen Pikap

Mobil Esemka model kendaraan niaga ringan yakni pikap Bima 1.2 bermesin 1.243cc dan Bima 1.3 bermesin 1.298cc kabarnya sudah mulai dipasarkan kendati belum ada informasi resmi spesifikasinya.
Sejumlah mobil pikap terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (22/10/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah mobil pikap terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (22/10/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – Mobil Esemka model kendaraan niaga ringan yakni pikap Bima 1.2 bermesin 1.243cc dan Bima 1.3 bermesin 1.298cc kabarnya sudah mulai dipasarkan kendati belum ada informasi resmi terkait spesifikasinya.

Pasar kendaraan niaga, khususnya pikap yang diprediksi akan terus berkembang agaknya menjadi alasan kenapa dua model tersebut yang mulai dipasarkan tahun ini oleh Esemka.

Kendati demikian, bila dilihat dari kubikasi mesinnya, Bima akan menghadapi persaingan berat di pasar pikap lantaran sebagian besar kompetitor menggunakan mesin di atas 1.500 cc.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mencatat model pikap dengan mesin di bawah 1.500 cc hanya beberapa model yakni Daihatsu Grand Max, Tata Super Ace, dan Tata Ace. Adapun 2 pemimpin pasar pikap yakni Suzuki Carry dan Mitsubishi L300 masing-masing bermesin 1.500 cc dan 2.500 cc.

Pada Januari hingga Maret 2019, penjualan Suzuki Carry mencapai 9.494 unit, sedangkan penjualan Mitsubishi L300 mencapai 7.464 unit. Carry memimpin pasar dengan kontribusi 28,8% dari total penjualan pikap 32.935 unit. Mitusbishi L300 berada di bawahnya dengan pangsa 22,6%.

4W Deputy Managing Director Suzuki Indomobil Sales (SIS) Setiawan Surya sebelumnya mengatakan bahwa pasar kendaraan niaga termasuk pikap akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi dan infrastruktur.

"Kami masih optimis karena pikap itu salah satu indikator putaran ekonomi. Kalau kendaraan penumpang, orang bisa menahan beli, kalau pikap orang enggak mungkin beli untuk jalan-jalan. Mudah-mudahan ke depan ekonomi tetap tumbuh, politik aman, sehingga tumbuh," ujarnya kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper