Bisnis.com, DUBAI - Dubai akan menghabiskan jutaan dirham insentif untuk menarik 42.000 kendaraan listrik (EVs) di jalan-jalan di salah satu emirat tersebut pada 2030.
Dubai adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA), dan terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai.
Otoritas Listrik dan Air Dubai (Dewa) dan Otoritas Transportasi Jalan Raya (RTA) pada Minggu (24/9) seperti dikutip thenational.ae, mengumumkan empat insentif untuk membantu meningkatkan jumlah mobil plug-in, mulai gratis tempat parkir umum, bebas biaya toll, dan gratis pengisian baterai, hingga diskon pendaftaran mobil.
Saeed Al Tayer, Direktur dan Kepala Eksekutif Dewa, mengatakan bahwa biaya proyek terkait dengan tingkat utilisasi insentif. Sulit untuk menentukan angka berapa jumlah yang akan dikeluarkan pemerintah untuk penawaran ini, namun listrik publik gratis saja akan menguras "jutaan" dirham.
Pemerintah Dubai sebelumnya telah menetapkan tarif untuk pengisian EVS oleh pengisi daya hijau sebesar 29 fils per kilowatt hour (kWh), namun sampai akhir 2019, stasiun pengisian umum akan bebas biaya. "Ini penghematan yang signifikan dibandingkan dengan mobil bertenaga bahan bakar," kata Al Tayer.
Saat ini ada lebih dari 100 stasiun pengisian umum di seluruh emirat, dua kali lipat tahun depan menjadi 200.
Al Tayer mengatakan bahwa mobil listrik seperti Renault Zoe itu akan dikenaik biaya charge listrik sekitar Dh7, sementara mobil berbahan bakar bensin serupa akan kenai biaya Dh100 untuk mengisi tangkinya.
Untuk Tesla, harga yang harus dibayarkan di salah satu stasiun publik adalah Dh29, lebih murah 80% daripada bahan bakar Dh150 di sebuah pompa bensin.
Bekerja sama dengan Dewa, RTA telah menawarkan parkir umum gratis di area yang ditunjuk termasuk Madinat Jumeirah, Jumeirah Beach Residence, dan Bandara Internasional Dubai.
Nasser Shehab, Kepala Eksekutif Strategi dan Tata Kelola Perusahaan di RTA, mengatakan bahwa ada lebih dari 40 area parkir di Dubai yang diperuntukkan bagi kendaraan listrik, dengan lebih banyak lagi akan ditambahkan.
Insentif yang ditawarkan oleh RTA tidak memiliki masa berlaku saat ini. Setiap pemilik EV dapat mengajukan permohonan pembebasan biaya Salik untuk memotong biaya Dh4 di masing-masing dari tujuh gerbang tol serta diskon 15% untuk semua biaya registrasi dan perpanjangan mobil.
Dengan penambahan insentif tersebut, masih ada keterbatasan, kata Al Tayer. Ini termasuk pinjaman pembiayaan mobil hingga cakupan asuransi, namun ada juga pilihan terbatas mobil listrik yang tersedia untuk pembelian di pasar UEA.
Tesla memulai operasinya di Dubai pada Januari, menawarkan sedan Model S, Model X SUV dan sekarang Model M yang lebih murah.
Pada saat itu pendiri Tesla Elon Musk mengatakan bahwa dia memperkirakan akan menginvestasikan puluhan juta dolar untuk mendorong infrastruktur kendaraan listrik di Uni Emirat Arab. Namun sebelum munculnya Tesla, Renault Prancis menampilkan Zoe-nya di ruang pamer di seluruh negeri.
Namun, kemungkinan besar akan ada mobil jenis plug-in lain yang tersedia di UAE.
BMW membuat mobil all-electric, yang dikenal sebagai i3, namun hanya i8 hibridanya yang ada di negara ini. Diskusi sedang berlangsung agar BMW, Honda, Nissan dan Toyota all-electric cars dipasarkan di Dubai, kata seorang sumber kepada the National.
Meskipun hibrida dijual di pasaran, tidak semua tipe bertenaga ganda akan memenuhi syarat untuk program ini karena mobil harus dilengkapi steker listrik. Misalnya, Toyota Mirai didukung oleh bahan bakar hidrogen. Mobil ini dianggap hibrida, namun tidak mengandalkan listrik sebagai wujud kekuatannya.
"Saya kira akan ada lebih banyak mobil di masa depan dengan adaptasinya, tentunya, tapi pertama-tama kami memiliki inisiatif ini dan kami membutuhkan penetrasi pasar," kata Al Tayer. "Begitu kami memiliki infrastruktur yang memadai, saya pikir ini akan menarik lebih banyak pelanggan dan agen [pembuat mobil] akan meningkat."
Pasar mobil listrik diperkirakan akan menjadi penjualan mayoritas mobil baru di seluruh dunia pada 2040, menurut Bloomberg New Energy Finance (BNEF). Colin McKerracher, seorang analis transportasi BNEF, mengatakan pada Juni bahwa dia melihat "titik perubahan penting untuk industri otomotif global di paruh kedua tahun 2020-an".
Diprediksi BNEF, penjualan mobil listrik secara global akan mencapai 3 juta pada 2021, dari sebanyak 700.000 tahun lalu.
Ivano Iannelli, CEO Dubai Carbon, mengatakan bahwa model mobil listrik masa depan akan datang dari perusahaan tipe Silicon Valley. "Jangan berharap produsen mobil listrik itu semacam BMW atau Toyota, tetapi Apple, Google dan perusahaan inovasi mengganggu lainnya," katanya. "Ini adalah perusahaan yang tidak pernah didengar atau diancam oleh saat ini, tapi besok, mereka akan menjadi semacam Teslas yang menyerang pasar."