Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan otomotif dunia sepakat mendukung keputusan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk menjaga Inggris tetap bergabung di dalam Uni Eropa.
"Preferensi kami sebagai bisnis, tentu saja, Inggris tetap dalam Eropa. Itu hal yang paling masuk akal untuk pekerjaan, perdagangan dan biaya," kata Chief Executive Officer Nissan Motor Co., Carlos Ghosn.
Sementara Chief Executive Officer Daimler AG, Bodo Uebber menyatakan,"Saya mendukung Eropa yang ideal dan semakin besar itu lebih baik".
Sebanyak 36 dari 100 perusahaan otomotif besar di Inggris menolak gerakan masyakarat Inggris untuk melepaskan diri dari Uni Eropa - dikenal dengan istilah Brexit (British Exit) - serta mendukung putusan Cameron untuk tetap berada dalam Uni Eropa dengan tujuan melindungi perekonomian negara.
Isu ini juga menjadi perhatian para produsen otomotif di luar Eropa dikarenakan Inggris merupakan basis konsumen serta memiliki akses ke 28 negara di Uni Eropa.
"Kami memproduksi lebih banyak mobil saat ini di timur laut Inggris dibandingkan jumlah keseluruhan produksi di Italia dikarenakan kesuksesan Nissan," kata Cameron dalam sebuah pidatonya di London, Rabu (24/2/2016).
Manufaktur otomotif asal Yokohama, Jepang, Nissan, tercatat memiliki 8 ribu pegawai di Inggris dan memiliki 32 ribu distribusi dan jaringan rantai pasokan.
Tahun lalu, Nissan memproduksi 475 ribu kendaraan dan mengekspor 80% ke luar negeri.
CEO Ford Motor Co. Mark Fields menegaskan,"Hal yang sangat penting bagi Inggris untuk menjadi bagian dari sebuah pasar tunggal dan menjadi bagian dari Uni Eropa adalah keuntungan terbaik bagi Inggris."