Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan otomotif ternama yang berbasis di Gothenburg, Swedia, Volvo Car Group, meraup laba tiga kali lipat tahun lalu setelah mencatat kenaikan penjualan atas model sport utility vehicle (SUV) XC90 yang melampaui target perusahaan.
Sementara itu, laba operasional tercatat naik menjadi 6,62 miliar kronor atau senilai US$778 juta dari sebelumnya 2,13 miliar kronor di tahun 2014.
Lonjakan laba tersebut dikarenakan upaya Volvo untuk memodernisasi lini produksi sebagai bagian dari alokasi pengeluarannya senilai US$11 miliar.
Pendapatan juga naik 19% menjadi 164 miliar kronor setelah mencatat kenaikan jumlah distribusi kendaraan untuk kedua kalinya berturut-turut.
Lonjakan laba tersebut dikarenakan upaya Volvo untuk memodernisasi lini produksi sebagai bagian dari alokasi pengeluarannya senilai US$11 miliar.
Model Volvo XC90 menjadi mobil pertama yang dikembangkan dan diproduksi sepenuhnya selama kepemilikan miliyuner Li Shu Fu, pendiri Zhejiang Geely Holding Group Co.
Volvo meluncurkan sedan mewah S90 tahun ini untuk menarik hati para pelanggan dari BMW, Mercedes-Benz, dan Audi.
Pihak perusahaan menargetkan untuk mendorong penjualan hingga 800 ribu unit.
Angka tersebut terbilang kecil jika dibandingkan penjualan merek BMW yang mencapai 1,9 juta di tahun lalu.
"Akan ada pertumbuhan yang bagus tahun ini," ungkap Chief Executive Officer, Hakan Samuelsson melalui wawancara via telepon.
Selanjutnya, Volvo juga telah merilis model ketiganya sebagai bagian dari lini seri model 90.
Volvo V90 Station Wagon dilengkapi dengan sistem kemudi semi otonom dan tersedia dalam versi plug-in hybrid dengan jangkauan mencapai 50 km atau 31 mil.
Saat ini, pihak perusahaan tengah memperluas jaringan produksi dengan mendirikan pabrik pertamanya di AS guna menghidupkan kembali penjualan di Amerika Utara yang telah merosot selama dua dekade terakhir.