Bisnis.com, JAKARTA—Asian Development Bank (ADB) menggarisbawahi beberapa pekerjaan rumah terkait daya saing industri otomotif RI.
Mulai dari lemahnya daya saing industri penunjang otomotif, masalah infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), kemantapan klasterisasi industri, dan perkembangan ekonomi.
Deputy Country Director Indonesia Resident Mission ADB Edimon Ginting berpendapat jika perkara tersebut bisa teratasi Indonesia berpotensi untuk mengalahkan Thailand termasuk soal kinerja ekspor.
Beberapa item dari indikator daya saing tadi, menurut Edimon, sekarang cukup membaik khususnya perekonomian domestik. Ini terlihat dari perkembangan pasar otomotif dalam negeri yang diramalkan mencapai 2 juta unit pda 2018.
“Saat produsen Jepang pilih Thailand sebagai hub otomotif, kebutuhan domestik di sana besar seperti Indonesia sekarang. Thailand juga tak memperbolehkan bea masuk impor nol sehingga mendorong industri komponen lokal lebih berkembang,” ucap Edimon kepada Bisnis, Jumat (13/6/2014).
Pada sisi lain Negeri Garuda harus mampu meningkatkan kualitas manpower untuk mengisi kebutuhan perusahaan kendaraan. Berbekal skill lebih mumpuni dan ongkos tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan Thailand bisa memantik minat prinsipal lebih banyak tanam kapital di Tanah Air.
Selama April 2014, pasar kendaraan roda empat Asean berjumlah 271.638 unit. Angka ini susut 6,9% dibandingkan dengan perolehan bulan yang sama tahun lalu 291.694 unit. Sedangkan kuda besi bertumbuh 3% menjadi 959.067 unit dari 931.411 unit.