Bisnis.com, JAKARTA—Indomobil berharap penetapan plafon harga kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2) berlaku secara rasional. Jika harga Rp95 juta per unit sebelum pajak tak lagi sesuai dengan indikator perekonomian, maka selayaknya nilai ini direvisi.
“Tolong jangan dikunci di level Rp95 juta untuk seterusnya. Pemerintah mesti rasional melihat kenyataan [pergerakan indikator perekonomian] ini,” ucap Presiden Komisaris PT Indomobil Suzuki Internasional Soebronto Laras menjawab Bisnis, Selasa (10/6/2014).
Seperti diberitakan Bisnis (29/5), KBH2 Suzuki Karimun Wagon R sudah dua kali mengalami kenaikan harga jual dalam kurun waktu Januari – April senilai total sekitar Rp2,5 juta. Katrol ini dilakukan mengikuti kenaikan biaya produksi yang terpengaruh upah pekerja, harga bahan baku, serta kurs rupiah.
Pemerintah mensyaratkan komponen lokal dalam tubuh KBH2 lebih dari 80%. Kenyataannya tetap ada bahan baku komponen yang dibeli dari luar negeri sehingga depresiasi rupiah terhadap dolar AS mendongkrak harganya.
“Bahan baku seperti pelat baja itu masih impor, aluminum juga, plastik untuk bumper dan dashboard juga. [Rupiah melemah sekitar 25%] harga bahan baku ini juga bertambah 25%,” kata Soebronto.