Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPOR BAN: Kuantitas Naik, Nilainya Tetap Anjlok

Daya beli konsumen global yang belum pulih ditambah persaingan dengan ban dari negara lain membuat produsen terpaksa menekan harga jual. Walhasil, kendati secara kuantitas ekspor meningkat tapi nilainya tetap merosot.

Bisnis.com, JAKARTA--Daya beli konsumen global yang belum pulih ditambah persaingan dengan ban dari negara lain membuat produsen terpaksa menekan harga jual. Walhasil, kendati secara kuantitas ekspor meningkat tapi nilainya tetap merosot.
PT Multistrada Arah Sarana Tbk. mengaku kondisi serupa juga menimpa bisnisnya. Pada kuartal pertama, volume ekspor ban besutan emiten berkode saham MASA ini meningkat  tapi nilainya susut.
Multistrada membukukan pendapatan US$73,62 juta selama 3 bulan pertama tahun ini. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan keluar negeri alias ekspor mencapai 67% - 70% setara US$50,49 juta.
“Kuantitas meningkat tapi secara finansial tidak. Ini terpengaruh kondisi pasar dunia. Ada kelebiha suplai dari produsen China, jadi terjadi perang harga dan kami harus tarik harga ke bawah,” ucap Direktur Pemasaran dan Penjualan Multristrada Uthan A. Sadikin kepada Bisnis, Rabu (14/5/2014).
MASA menilai penurunan harga jual merupakan konsekuensi dari kompetisi harga yang terjadi  di pasar. Penurunan harga membuat pendapatan ekspor perseroan anjlok sekitar 16,12% pada kuartal pertama secara year-on-year.
Negara tujuan ekspor MASA berbeda dengan pemetaan pasar yang disampaikan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) dengan konsentrasi ke Timur Tengah. Lapak dagang utama perseroan di luar negeri tersebar di Jepang, Timur Tengah, Australia, Amerika, serta Eropa.
“Kami harapkan penjualan domestik dan ekspor tahun ini masing-masing tumbuh sekitar 15% terhadap tahun lalu,” ucap Uthan.
Perlu diketahui, selama 3 bulan pertama tahun ini total volume ekspor ban nasional stabil di kisaran 2,4 juta - 2,5 juta unit. Nilainya bervariasi mulai dari US$78,5 juta pada Januari tumbuh jadi US$82,3 juta di bulan kedua lantas naik tipis menjadi US$83 juta pada Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : News Writer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper