Bisnis.com, JAKARTA - Pasar otomotif semakin bergairah pada tahun ini dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 10%-15%, karena dipicu situasi ekonomi nasional yang membaik dan kehadiran produk baru kendaraan city car dan low cost green car.
Riyanto, analis otomotif Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, mengatakan situasi ekonomi nasional pada tahun ini diharapkan terus membaik dengan pertumbuhan sekitar 5,7%-5,9%.
“Kondisi ekonomi nasional yang diharapkan tumbuh sekitar 5,7%-5,9% itu akan mendorong pasar otomotif pada tahun ini menjadi lebih baik dari 2013,” katanya menjawab Bisnis di Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Menurutnya, fundamental ekonomi lebih kuat pada 2014 dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, menyusul keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik nasional.
Pemerintah hingga memasuki tahun ini tidak menaikkan harga bahan bakar minyak, mengendalikan kenaikan harga gas pada angka yang wajar, serta menjaga transaksi berjalan tetap positif dan Bank Indonesia tidak menaikan BI Rate.
Kondisi ekonomi makro yang positif itu, lanjutnya, juga ditopang oleh pasar modal yang semakin bergairah dan tidak lagi mengalami situasi yang fluktutif secara ekstrim seperti pada pertengahan tahun lalu.
“Kondisi ekonomi nasional dengan pertumbuhan yang positif dan tingkat inflasi yang semakin terkendali itulah di antaranya yang menggairahkan industri otomotif pada tahun ini,” ujarnya.
Dia mengatakan situasi ekonomi nasional yang semakin baik mendorong banyak kelas menengah baru membeli kendaraan city car dan low cost green car seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon R dan Honda Brio Satya.
Sementara itu, lanjutnya, kalangan menengah dan menengah atas memilih membeli kendaraan multi purpose vehicle dengan berbagai pilihan merek yang semakin banyak mewarnai pasar domestic.
Riyanto mengungkapkan situasi pasar otomotif yang kian positif juga tidak terlepas dari situasi ekonomi nasional yang semakin bergairah karena banyaknya uang beredar menjelang pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan presiden.
Menjelang pemilu, lanjutnya, para calon legislatif dan partai politik menggelontorkan uang, misalnya untuk membeli spanduk, baliho dan perlengkapan kampanye sehingga cukup positif menggerakkan ekonomi nasional.
“Menjelang pemilu banyak uang beredar karena para calon legislatif dan partai politik menggelontorkan uang untuk berbagai kepentingan, sehingga cukup efektif menggerakkan ekonomi dan banyak orang menjadi bisa membeli kendaraan,” tagasnya.