Bisnis.com, BANDUNG - PT Honda Prospect Motor (HPM) selama ini lebih mengutamakan keberadaan outletnya di kota besar, termasuk Jabodetabek. Tapi, seiring pergeseran market di segmen mobil serbaguna maka sebaran jaringan penjualan berubah.
“Biasanya Honda fokus ke konsumen kelas menengah atas di kota besar. Adanya Mobilio dan LCGC Brio Satya, kami mulai masuk ke kelas menengah juga. Sekarang outlet Honda mulai ke wilayah selain kota besar,” kata Direktur Pemasaran dan Purnajual HPM Jonfis Fandy, Kamis (9/1/2014).
Sepanjang 2014, HPM menargetkan penambahan sekitar 10 outlet lengkap dari penjualan hingga purnajual. Artinya, pada akhir tahun total outlet resmi Honda meningkat jadi 102 unit terbesar se-Indonesia.
Penambahan yang terealisasi pada tahun lalu sebanyak 6 outlet tersebar di Jabodetabek. Nilai investasi setiap outlet bervariasi antara Rp15 miliar – Rp50 miliar di luar biaya pengadaan tanah. Outlet resmi Honda disyaratkan setidaknya memiliki 8 stall, terdiri dari 2 unit untuk reparasi dan 8 lainnya cuci.Me
Kehadiran low MPV Honda Mobilio diharapkan dapat mempertahankan bahkan mendorong penguasaan pasar Honda di Tanah Air. Pasalnya, low MPV merupakan segmen tergemuk dengan market share lebih dari 30%.
“[HPM optimistis] karena produk low MPV kami dari segi harga dan fisik juga beda [dengan kompetitor]. Karena masih baru, kami proyeksikan market share Mobilio sekitar 15% hingga 20% di kelas ini,” ucap Jonfis.
Terjun ke kelas low MPV berarti HPM harus pasang badan menghadapi ketatnya persaingan dengan prinsipal Jepang lain. Setidaknya ada tiga merek lain yang bakal jadi rival terberat, yaitu Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan Suzuki Ertiga.