Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif, Ekspor CBU Tidak Secemerlang 2012

Pada Oktober volume ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) melebihi 18.000 unit atau yang terbesar sepanjang tahun. Sayangnya ini tak berlanjut ke November, mungkin juga pelemahannya sampai penghujung tahun.

 

Bisnis.com, JAKARTA - Pada Oktober volume ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) melebihi 18.000 unit atau yang terbesar sepanjang tahun. Sayangnya ini tak berlanjut ke November, mungkin juga pelemahannya sampai penghujung tahun.

 

Pasalnya, jumlah ekspor bulan lalu anjlok 27,39% menjadi 13.104 unit dari 18048 unit pada Oktober. Sehingga, total penjualan CBU ke luar negeri selama 11 bulan lalu baru 155.711 unit, turun 3,02% dari 160.562 unit dalam periode yang sama tahun lalu.

 

Penurunan ekspor juga terjadi pada kendaraan terurai (completely knocked down / CKD) secara bulanan. Tapi akumulasi selama Januari - November 2013 tetap lebih besar dibandingkan dengan 2012.

 

Pada bulan lalu, ekspor CKD 8.905 unit padahal pada Oktober berada di kisaran 9.656 unit artinya terjadi penurunan 7,78%. Sedangkan keseluruhan penjualan sejak awal tahun mencapai 97.615 uni atau tumbuh 4,67% terhadap tahun lalu 93.258 unit.

 

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan kinerja ekspor agen tunggal pemegang merek (ATPM) tergantung kepada permintaan pasar. Jika terjadi penurunan volume penjualan, besar kemungkinan disebabkan melemahnya permintaan kendaraan di negara tujuan ekspor. 

 

"Selalu saya katakan, pasar ekspor itu tergantung negara yang menerima pasokan dari Indonesia. Kalau negara tersebut pertumbuhan ekonominya baik maka ekspor akan lancar atau bertambah," ujar Jongkie kepada Bisnis, Minggu (22/12/2013).

 

Jangan lupa pula, ekspor masing-masing merek otomotif sejatinya dikendalikan kantor pusat masing-masing. Markas pusat terlebih dulu potensi penyerapannya di negara tujuan ekspor sebelum menetapkan berapa volume yang akan dijual.

 

Pengamat dan pemerhati otomotif Suhari Sargo berpendapat pelemahan penjualan CBU bisa jadi terpengaruh upaya negara tujuan ekspor yang juga meningkatkan kapasitas produksi, khususnya di Asia Tenggara. Sehingga, mereka lebih memilih impor terurai lantas dirakit di negaranya.

 

"Negara tujuan ekspor kita di Asean kan mengembangkan industri otomotif domestik juga. Jadi mungkin mereka hanya impor terurai saja lalu dirakit sendiri menjadi CBU. Sedangkan pasar ekspor CBU ke negara lain kan terbatas," tuturnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler