Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan merek Hyundai di segmen mobil serbaguna kelas atas (upper MPV) melalui tipe H-1 pada Juli 2013 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selama Juli, terjual 48 unit atau naik 25% dari sebelumnya sejumlah 36 unit. Tapi dibandingkan realisasi penjualan ke diler pada Juli 2012 sebanyak 61 unit maka penjualan tahun ini lebih kecil 27,08%.
Wakil Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor Mukiat Sutikno menjelaskan ada kesulitan pemenuhan permintaan H-1 di Indonesia. Sebab, Hyundai tengah mengutamakan produksi yang ada untuk keperluan ekspor.
"Boleh dibilang kami kekurangan suplai. Sedangkan ekspor bertambah dari tadinya 70 - 80 unit per bulan pada 2012 menjadi 120 unit per bulan. Jadi pasokan pada Juni dan Juli untuk H-1 agak drop karena untuk memenuhi ekspor dulu," ujar dia kepada Bisnis, Kamis (29/8/2013).
Kondisi itu, tutur Mukiat, kemungkinan terjadi hingga beberapa bulan mendatang. Pasalnya, Hyundai memproyeksikan permintaan ekspor bakal meningkat lebih dari 50% menadi rerata 300 unit per bulan mulai kuartal IV/2013.
Strategi bisnis ini dipilih, ungkap Mukiat, karena Hyundai ingin memperkuat pasar ekspor mengingat kualitas H-1 pabrikan Indonesia diakui global. Sejauh ini, tujuan ekspor utama Hyundai H-1 ke Negeri 1000 Pagoda Thailand.