Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hyundai Terus Pantau Rupiah & Dolar

Bisnis.com, JAKARTA—PT Hyundai Indonesia Motor selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) Hyundai menerapkan konsep wait and see terhadap perkembangan nilai tukar rupiah. Dalam 2 - 3 pekan mendatang baru dapat diperoleh gambaran apa yang seharusnya

Bisnis.com, JAKARTA—PT Hyundai Indonesia Motor selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) Hyundai menerapkan konsep wait and see terhadap perkembangan nilai tukar rupiah. Dalam 2 - 3 pekan mendatang baru dapat diperoleh gambaran apa yang seharusnya dilakukan.

Wakil Presiden Direktur Hyundai Indonesia Motor Mukiat Sutikno mengaku pergerakan kurs belakangan ini cukup menghentak bisnis otomotif. Sebab, dalam proses manufaktur mobil ada sejumlah komponen maupun bahan baku komponen itu sendiri yang dibeli dari luar negeri.

"Suplier komponen dari luar negeri pasti akan menaikkan harga. Kalau kurs bisa stay di level Rp10.500 per dolar dalam beberapa mingu lagi kami akan diskusi untuk strategi bisnis selanjutnya. Tidak ada cara lain selain penaikan harga jual," ujarnya kepada Bisnis, Senin (26/8/2013).

Hyundai mengaku sejauh ini belum mengalami lonjakan harga dari sejumlah pemasok komponen impor. Semua terus berharap cemas pada kisaran berapa kurs rupiah akan stabil.

Kalau seketika langsung menaikkan harga jual lagi-lagi pengaruhnya kepada pesaingan usaha antarpemegang merek. Ini bisa membuat konsumen berpaling ke merek lain.

Mukiat menyatakan hingga kini Hyundai masih mengimpor 25% mobil dalam wujud terurai (completely knock down/CKD) dan 75% berbentuk utuh atau completely built up (CBU). "Total impor per bulan sekitar 350 sampai 400 unit. Tapi kita juga ekspor CKD ke Thailand 120 unit," katanya.

Merek yang selama Januari - Juli 2013 terjual 2.631 unit (0,37% market share) itu terus menunggu waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual mobil.

ATPM baru bisa pasang kuda-kuda ketika rupiah menemukan titik stabilnya. Sebab, kurs menembus Rp11.000 per dolar AS baru terjadi selama beberapa hari.  (ra)

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper