Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Toyota Belum Naikkan Harga

Bisnis.com, JAKARTA—Para agen resmi merek mobil butuh waktu sekitar 2 bulan ke depan untuk mencermati pergerakan rupiah dan dolar AS sebelum menetapkan penaikan harga jual kendaraan. 

Bisnis.com, JAKARTA—Para agen resmi merek mobil butuh waktu sekitar 2 bulan ke depan untuk mencermati pergerakan rupiah dan dolar AS sebelum menetapkan penaikan harga jual kendaraan. 

Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar mempengaruhi harga jual mobil sebab komponen yang dibeli dari luar negeri harus mengalami penyesuaian harga.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Rahmat Samulo mengatakan pihaknya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk mengevaluasi lebih jauh dampak anjloknya rupiah terhadap kinerja penjualan merek Toyota.

"Ini dikaitkan antara biaya produksi yang naik dengan berapa banyak kendaraan yang mau kita jual. Kami akan cari titik [seimbangnya]. Target penjualan atau harga jual bisa dimainkan," tuturnya kepada Bisnis, Senin (26/8/2013).

PT Toyota Astra Motor (TAM) adalah agen tunggal pemegang merek Toyota. Prinsipal mobil asal Jepang ini menjadi penguasa pasar otomotif di dalam negeri.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan selama Januari - Juli 2013 Toyota membukukan penjualan dari pabrikan ke diler (whole sales) sebanyak 254.256 unit. Jumlah ini setara dengan 35,60% pangsa pasar mobil di Indonesia.

Rahmat mengaku sejauh ini belum terlihat imbas pelemahan kurs rupiah terhadap harga jual merek Toyota. Kalau sebelum Agustus berakhir rupiah stabil di level Rp9.500 - Rp10.000 kemungkinan besar tak perlu ada penaikan harga.

Sejauh ini, TAM melihat opsi penaikan harga bukan sebagai pilihan utama. Ada cara lain yang bisa ditempuh, seperti dengan menekan pengeluaran di sektor lain.

"Biasanya yang pertama kali kami lakukan adalah pengurangan komponen biaya, misalnya pengeluaran untuk kegiatan promosi atau aktivitas yang tidak langsung berdampak terhadap penjualan maupun hal-hal yang bisa ditunda," ujarnya.

Kalau langsung menaikkan harga resikonya besar karena menyangkut persaingan usaha serta daya serap pasar. Kendati anjloknya rupiah mendorong harga bahan baku komponen impor naik tapi tidak serta-merta berdampak kepada lonjakan harga jual kendaraan.

Banyak faktor penentu selain nilai tukar mata uang untuk menaikkan harga. Umumnya, pelaku bisnis kendaraan bermotor berusaha melakukan sejumlah efisiensi lain agar harga jual dapat bertahan.

"Tapi kalau kurs anjlok ini terus berlangsung tentu masing-masing agen pemegang merek harus meninjau ulang [strategi penjualan] mereka," tutur Rahmat.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper