Bisnis.com, BALIKPAPAN— PT Astra International Tbk – Honda Wilayah Kalimantan Timur memproyeksikan adanya lonjakan penjualan motor di Area Balikpapan, Penajam Paser Utara dan Paser hingga 25% pada periode Ramadan dari biasanya 2.000 unit per bulan menjadi 2.500 unit per bulan.
Marketing sub Department Head PT Astra International Tbk – Honda Wilayah Kalimantan Timur Wendy Tenario mengatakan periode Ramadan menjadi salah stau peluang bagi pihaknya untuk menggenjot penjualan. Dirinya mengaku optimistis pasar akan merespon baik karena berdasarkan pengalaman pada tahun sebelumnya tren lonjakan juga terjadi.
“Periode ini [Ramadan] memang seperti peak bagi kami dimana penjualan meningkat. Tahun ini kami proyeksikan bisa mencapai 2.500 unit per bulan,” ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/7/2013).
Wendy mengaku telah mempersiapkan segala hal untuk dapat merealisasikan rencana tersebut. Stok unit telah disiapkan dari pabrikan sehingga berapapun permintaan dari konsumen bisa segera terlayani. Ketersediaan stok, imbuhnya, telah dipersiapkan sejak akhir Mei lalu.
Dia mengungkapkan pada Ramadan tahun lalu pihaknya sempat mengalami keterbatasan pasokan. Permasalahan di pelabuhan dan pengapalan menjadikan momen Ramadan tidak bisa dioptimalkan. “Belajar dari pengalaman tersebut, tahun ini kami percepat tambahan stoknya,” tukasnya.
Adapun target penjualan tahun ini dipatok sebanyak 28.000 unit hingga akhir tahun atau meningkat 16% dari realisasi tahun lalu sebanyak 24.000 unit. Realisasi hingga Semester I/2013, katanya, baru mencapai 12.000 unit atau 42,85% dari target. Komposisi penjualan unit masih didominasi oleh tipe matik yang menguasai hingga 65%. Kemudian disusul oleh tipe bebek sebesar 30% dan tipe sport sebesar 5%.
Wendy mengakui bisnis otomotif selalu lebih lambat pergerakannya pada periode enam bulan pertama. Namun, pada periode enam bulan selanjutnya akan ada pertumbuhan penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan periode sebelumnya. “Karena ada event yang membantu mendongkrak penjualan seperti Ramadan, Natal, dan Tahun Baru,” katanya.
Sementara itu, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi diproyeksikan juga akan mengerek laju pertumbuhan penjualan antara 10%-15%. Wendy menyebutkan ada konsumen yang akan beralih menggunakan motor dari sebelumnya yang menggunakan mobil.
“Lebih ke segmen middle up yang akan tumbuh karena ada peralihan konsumen yang biasanya menggunakan mobil menjadi memilih motor karena bahan bakar yang lebih mahal,” katanya.
Namun, dirinya menyebutkan ada juga potensi market yang tergerus akibat kenaikan harga BBM Bersubsidi tersebut. Segmen pasar kelas menengah bawah yang jumlahnya besar akan mengecil karena adanya rasionalisasi pengeluaran masing-masing rumah tangga.
Kendati demikian, Wendy menambahkan jumlah konsumen yang membeli secara tunai terus meningkat sejak awal tahun. Tercatat, persentase konsumen yang membeli secara tunai mencapai 31% dari total unit yang keluar. (ltc)