Bisnis.com, NANCHANG – Produsen mobil asal China Jiangling Motors Co. Group (JMC) sedang menjajaki potensi pasar mobil angkutan di Indonesia. Jiangling akan menggarap kendaraan angkutan seperti truk, pick up dan kendaraan penumpang.
Li Xiaojun, Vice President JMC mengatakan kualitas menjadi hal utama produknya dan soal harga menjadi pertimbangan berikutnya. JMC memproduksi mobil angkutan dan Sport Utility Vehicle (SUV) dengan mencantumkan dua merk JMC dan Ford.
“Kami berpartner dengan Ford sejak 1995 dan membuat kerangka strategi pada 2005. Saham Ford 30%, JMCG 20,5%, CA 20,5% dan publik 27,0%,” katanya saat menerima kunjungan rombongan China-ASEAN Media Journey on The 21st Century Maritime Silk Road 2017 yang diselenggarakan ASEAN-China Centre (ACC) yang berlangsung 17-27 April 2017.
Mobil dengan merk JMC, lanjut Xiaojun berbeda dengan Ford. JMC merupakan kendaraan angkutan dan kendaraan lebar dengan market sektor industri logistik. Harganya mulai dari RMB 120.000 – 160.000 untuk kendaraan angkutan barang. Untuk kendaraan angkutan penumpang ada yang hampir RMB 200.000.
Harga SUV JMC di China berkisar mulai dari RMB 90.000 hingga 120.000. Sedangkan mobil SUV Ford dijual di atas RMB 300.000 sehingga pasarnya berbeda. JMC memang fokus di pasar mobil angkutan penumpang dan angkutan barang.
Baca Juga
Pasar yang akan digarap di Indonesia adalah sesuai dengan market perusahaan di China yakni mobil angkutan. Sejauh ini JMC sudah melakukan penjajakan untuk menapaki pasar Indonesia dengan cara melihat pasar terutama sangannya mobil Jepang.
Tony Chen, General Manager International Cooperation Dept. JMC mengatakan pasar Indonesia sangat kompetitif terutama dengan merk dari Jepang. Dia ingin mencari celah pasar yang bisa digarap.
“Saya ingin melihat pasar yang berbeda di segmen pick up, passenger car dan truk. Ini sangat spesifik, saya sedang mengerjakan itu. Kita bersaing dengan produk Jepang yang sangat banyak sampai di mobil bekas. Saya tidak tahu mobil bekas di Indonesia, seperti Filipina dan malaysia sangat banyak,” ujarnya.
Jika memungkinkan untuk ekspor mobil bekas ke Indonesia, Chen mengatakan bakal melakukannya untuk penetrasi pasar Indonesia. Untuk saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan dan mencari celah masuk pasar di Indonesia.
“Jika tidak ada larangan impor mobil second hand, kampi akan mempertimbangkan,” katanya.
Bisnis.com berkesempatan mengunjungi pabrik JMC di Nanchang Provinsi Jiangxi China. Pabrik berdiri di atas lahan 33.334 meter persegi terdiri ruang perakitan, pengecatan dan finishing. Perusahaan menerapkan green factory dan high-tech teknologi. Pengelasan menggunakan 100 robot serta memiliki 80 jalur otomatis.