Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Honda Prospect Motor Yakin Capai Target Ekspor Tahun Ini

Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM Yusak Billy menyatakan optimistis kinerja ekspor ini dapat terus tumbuh hingga akhir tahun ini.
logo honda
logo honda

Bisnis.com, JAKARTA – PT Honda Prospect Motor (HPM) optimistis dapat mencapai target ekspor kendaraan tahun ini, meskipun penjualan di pasar domestik tengah mengalami penurunan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesale Honda sepanjang Januari—September tercatat sebanyak 97.321. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, jumlah ini menurun 17,34%.

Namun demikian, dari sisi penjualan di pasar luar negeri, ekspor kendaraan utuh Honda atau completely built up (CBU) mencapai 4.981 unit, sedangkan ekspor kendaraan terurai (completely knocked down/CKD) mencapai 405.629 unit. Adapun, ekspor komponen Honda pada periode tersebut mencapai 1.412.847 unit.

Kinerja ekspor ini tercatat meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, pada tahun lalu Honda tidak mencatatkan ekspor kendaraan utuh sama sekali. Pabrikan asal Jepang ini memang sudah memulai ekspor kendaraan terurai pada tahun lalu, namun sepanjang 2018 totalnya hanya 58 unit.

Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM Yusak Billy menyatakan optimistis kinerja ekspor ini dapat terus tumbuh hingga akhir tahun ini. Dia menyatakan, HPM meyakini target ekspor tahun ini dapat tercapai.

“Seperti telah ditetapkan di awal tahun lalu, target kami untuk ekspor CBU adalah sekitar Rp1 triliun, sementara untuk CKD adalah sekitar Rp2,4 triliun. Untuk tahun ini kami tidak melakukan perubahan target untuk ekspor,” jelasnya kepada Bisnis.com, awal pekan ini.

Di sisi lain, dia mengatakan kapasitas produksi yang dimiliki HPM saat ini masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan permintaan dalam dan luar negeri. Dia menyatakan, pihaknya belum berencana menambah investasi untuk pabrik pada tahun ini.

“Investasi tentu sangat berkaitan dengan kondisi makro ekonomi, industri dan permintaan dari suatu negara. Pada 2014 dan 2015 saat itu kami ada new model yang masuk [sehingga ada investasi baru]. Saat ini kapasitas produksi kami masih mampu memenuhi permintaan domestik maupun ekspor,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper