Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Pelumas Kena Dampak Pasar Otomotif Melambat

PT Shell Indonesia mengaku ikut terkena dampak dari perlambatan pasar kendaraan bermotor dalam negeri. Namun perusahaan mengklaim bisnis masih dapat tumbuh dengan kondisi seperti ini hingga 35 tahun ke depan.
Shell/Reuters-Arnd Wiegmann
Shell/Reuters-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, JAKARTA – PT Shell Indonesia mengaku ikut terkena dampak dari perlambatan pasar kendaraan bermotor dalam negeri. Namun perusahaan mengklaim bisnis masih dapat tumbuh dengan kondisi seperti ini hingga 3—5 tahun ke depan.

“Tidak bisa dipungkiri pasar otomotif sangat berhubungan, tapi yang perlu diingat produksi mobil baru berkurang tapi populasi mobil dari tahun sebelumnya tidak berkurang,” kata VP Consumer Brand Helix & Advance PT Shell Indonesia Edward Satrio di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bemotor Indonesia (Gaikindo), volume penjualan pabrik ke diler (wholesales) kendaraan bermotor sepanjang Semester I/2017 dibandingkan Semester I/2016 hanya naik 0,41%. Padahal paruh pertama tahun ini pasar ada momentum Lebaran yang seharusnya menjadi stimulus positif.

Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sudah melakukan dua kali revisi target penjualan kendaraan bermotor roda dua tahun ini. Pada awal tahun ini, AISI menargetkan penjualan mencapai 6,2 juta unit atau setara dengan capaian tahun lalu. Beberapa bulan berselang, pelaku usaha merevisi angka menjadi sebanyak 5,9 juta unit, dan saat ini kembali diturunkan menjadi sebanyak 5,75 juta unit.

Revisi terakhir dikeluarkan tidak lama setelah volume penjualan semester pertama tahun ini dipublikasikan. Dari data yang dirilis AISI, capaian penjualan motor enam bulan pertama tahun ini sebanyak 2,7 juta unit, atau turun sebanyak 8,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun Shell menilai dampak dari perlambatan hingga saat ini masih tergolong rendah. Dalam situasi perlambatan belanja ritel sekalipun, pelumas adalah kebutuhan dasar konsumen otomotif. Selain itu peluang di sektor industri lain di Indonesia juga masih terbuka. 

“Apalagi mobil umur setahun ke atas yang mulai habis servis gratisnya. Mulai cari pilihan pelumas,” kata Edward.

Tanpa menyebutkan angka penjualan saat ini, Edward mengatakan bahwa Shell melihat Indonesia sebagai pasar penting. Negara ini berpotensi menjadi motor utama bagi pertumbuhan bisnis perusahaan.

Dia hanya menjelaskan bahwa saat ini populasi kendaraan bermotor di Indonesia berada pada posisi lima besar, khususnya sepeda motor. Dengan total jumlah penduduk yang didominasi usia muda, peluang meningkatkan konsumsi kendaraan bermotor sangat tinggi.

Hal itu sudah lama dilihat oleh Shell. Penanaman investasi dalam bentuk pabrik yang didirikan di Marunda, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik seluas 75.000 meter persegi ini diklaim termasuk pabrik pelumas paling modern di seluruh dunia. 

Saat ini pabrik tersebut memproduksi 80% peluma Shell yang beredar di Indonesia. Dalam satu tahun volume produksi pabrik ini lebih kurang 120.000 ton. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper