Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investigasi Guardian, Pertambangan Nikel untuk Kendaraan Listrik Munculkan Bencana di Maluku

Dalam penyelidikan, Guardiandi kawasan tambang Nikel terbesar yang berada di Pulau Obi, Maluku, telah menyebabkan krisis air dan memunculkan kekhawatiran masyarakat setempat.
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu tambang nikel terbesar di Indonesia dikabarkan mengkontaminasi masyarakat sekitar dengan bahan kimia heksavalen kromium atau Cr6. Bahan kimia ini pun terkenal menyebabkan kanker.

Laporan itu dirilis oleh Guardian  yang melakukan penyelidikan di pertambangan nikel dan industri kendaraan listrik tersebut menunjukan peningkatan tingkat infeksi paru-paru di antara orang-orang yang tinggal di dekat tambang.

Adapun dalam beberapa tahun terakhir telah terlihat perlombaan antara perusahaan pertambangan untuk mendapatkan kendali atas cadangan nikel terbesar di dunia. Nikel pun merupakan komponen penting dalam baterai kendaraan listrik (EV), dapat membawa kekayaan transformasional ke negara di mana Covid telah mendorong jumlah orang miskin hingga 10,19 persen.

Dalam penyelidikan Guardian pun, tambang terbesar ini berada di Maluku tepatnya di Pulau Obi. Penghuni pulau Obi mengatakan keinginan hanyalah air bersih dan merasa aman. Richard salah satu masyarakat di desa Kasi mengatakan semenjak tambang hadir di Pulau Obi air menjadi berbahaya untuk diminum.

“Dulu, sebelum ada perusahaan, meskipun kami hidup tanpa listrik, kami aman. Sekarang kami takut,” kata Richard kepada Guardian.

Guardian pun mengatakan berdasarkan hasil sampel air yang diambil di dekat tambang menunjukan adanya tingkat kontaminasi yang tinggi dari kromium heksavalen (Cr6), bahan kimia penyebab kanker.

Penduduk desa juga mengklaim bahwa sejak tambang tiba, orang-orang jatuh sakit. Guardian pun diberitahu oleh klinik bidan desa lebih dari 900 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang berpotensi mematikan diantara sekitar 4.000 penduduk Kawasi pada tahun 2020. Lebih dari separuh kasus dilaporkan terjadi pada bayi baru lahir atau balita berusia empat tahun dan dibawah.

Menurut pejabat kesehatan Indonesia, prevalensi ISPA di Kawasi hanya di bawah 20 persen pada tahun 2020, dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 9 persen. Selain klinik bidan, tidak ada Puskesmas yang aktif di desa saat Guardian berkunjung.

Seorang Bidan pun mengatakan sejak mulai penambangan banyak sekali perbedaanya, dahulu pantai Obi masih bersih, laut tidak mengeluarkan warna merah dan masyarakat setempat masih mencari ikan di depan rumah.

“Tren kasus ISPA [lebih tinggi] dimulai bersamaan dengan eksplorasi [penambangan] juga dimulai,” kata seorang Bidan yang tinggal di desa itu sejak 2009, sebelum tambang mulai beroperasi.

Adapun perusahaan tambang tersebut mengatakan pihaknya tidak pernah menimbulkan ancaman bagi masyarakat setempat. Perusahaan tambang itupun dimiliki oleh Harita Group yang berbasis di Indonesia dan Lygend Mining China.

Produsen komponen baterai asal China, GEM, telah menandatangani perjanjian pembelian nikel dari perusahaan, PT Halmahera Persada Lygend. GEM memasok komponen baterai ke banyak produsen baterai EV terkemuka dunia, termasuk CATL milik China, yang menguasai sekitar 30 persen pasar baterai global.

Penerima manfaat utama kemungkinan adalah banyak merk EV paling terkenal, dengan nikel dari tambang ini digunakan untuk memproduksi baterai oleh merek seperti  Mercedes-Benz dan Volkswagen (VW).

Booming harga nikel dan "perlombaan senjata baterai" telah melihat terburu-buru untuk mengembangkan tambang tetapi ada kekhawatiran bahwa pengawasan peraturan telah gagal mengikuti laju pembangunan.

“Mereka [pemerintah Indonesia] mencoba menghapus birokrasi untuk membuat industri ini lebih menarik untuk investasi, tetapi tanpa penilaian lingkungan yang tepat, itu bisa berisiko mengingat arah industri ini,” kata pakar pertambangan nikel Indonesia Steven Brown.

Pengacara lingkungan berbasis di Asia Tenggara Matthew Baird mengatakan sulit untuk meminta perusahaan pertambangan dan rantai pasokan bertanggung jawab atas pencemaran,terutama ketika mungkin ada banyak sumber kontaminasi.

Dia menilai operasi penambangan besar biasanya terjadi di daerah yang sangat tidak dapat diakses sehingga perusahaan tambang dapat beroperasi sebagai 'kota perusahaan' pemerintah daerah secara de facto. “Perusahaan pertambangan mungkin menyalahkan masalah lain dan semuanya mungkin benar, tetapi karena mereka ada di sana, ada kemungkinan mereka berkontribusi terhadap masalah tersebut.” jelas Matthew

Di dekat desa Kawasi, sampel air yang dikumpulkan oleh Guardian dari air mancur kurang dari 200 meter dari lokasi penambangan dan diuji di laboratorium resmi pemerintah menunjukkan kontaminasi tingkat tinggi dari Cr6 karsinogenik: 60 bagian per miliar (ppb). Tingkat pencemaran maksimum yang diperbolehkan oleh undang-undang di Indonesia adalah 50 ppb.

Cr6 dapat menyebabkan kerusakan hati, masalah reproduksi, dan gangguan perkembangan saat tertelan atau terhirup. Paparan jangka panjang melalui air minum juga telah dikaitkan dengan kanker perut. Bukti telah menunjukkan bahwa Cr6 dalam air minum dapat menjadi hasil dari proses industri.

Air mancur yang dijadikan sampel Guardian berasal dari bebatuan di atas Kawasi; penduduk desa mengklaim bahwa itu adalah satu-satunya sumber air mereka untuk minum, mandi dan mencuci buah dan sayuran.

“Dampak dari [jenis] penambangan ini persisten, jangka panjang dan dalam beberapa hal tidak kentara. Ini tidak seperti kegagalan bencana besar. Ini adalah dampak jangka panjang, persisten, dan halus Erin Brockovich yang tidak perlu ditangani oleh sistem regulasi,” kata Baird.

Pihak Halmeraha Persada Lygend pun mengatakan ISPA sering terjadi di negara berkembang, terutama di daerah tropis. Adapun dalam solusi mengurangi ISPA adalah nutrisi yang cukup untuk anak-anak sejak mereka dalam kandungan, kebersihan yang layak di dalam rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Khadijah Shahnaz
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper