Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Diskon PPnBM Dihentikan, Toyota Tunggu Arahan

Toyota menilai pasar otomotif tahun depan tidak hanya akan dipengaruhi oleh diskon PPnBM saja.
Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). /Antara Foto-Sigid Kurniawan
Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). /Antara Foto-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota Astra Motor (TAM) menilai pasar otomotif tahun depan tidak hanya akan dipengaruhi oleh diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Penanganan pandemi Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi akan ikut menentukan pemulihan daya beli masyarakat. 

Hal itu menyusul pernyataan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang menyatakan insentif yang akan habis masa berlakunya pada tahun depan tidak akan diperpanjang, termasuk diskon pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk mobil tertentu. 

Direktur Marketing TAM Anton Jimmy Suwandi mengatakan pada prinsipnya perusahaan masin menunggu aturan resmi mengenai keputusan perpanjangan diskon PPnBM atau tidak. Sebagaimana diketahui insentif yang telah membantu pemulihan pasar domestik tersebut akan berakhir pada Desember 2021. 

"Kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah," kata Anton kepada Bisnis pada Rabu (24/11/2021).

Dia melanjutkan, bahwa penerapan diskon PPnBM sepanjang tahun ini berbuah manis bagi industri otomotif. Berdasarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), permintaan mobil secara bulanan sudah hampir menyamai kondisi sebelum pandemi Covid-19 setelah aturan diskon PPnB terbit pada Maret 2021. 

Sementara itu, pada tahun depan, TAM menargetkan untuk menjaga posisi sebagai penguasa pasar dengan pangsa pasar lebih dari 33 persen. Per September 2021, TAM menguasai 32,9 persen pasar kendaraan bermotor roda empat dan lebih. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa kinerja penjualan produk otomotif terkena imbas pandemi Covid-19 cukup dalam. Hal tersebut membawa efek berantai bagi perekonomian, salah satunya karena banyaknya tenaga kerja di sektor itu.

Pemerintah pun menerbitkan relaksasi PPnBM untuk memicu kenaikan pembelian otomotif. Menurut Airlangga, insentif itu membuat penjualan mobil selama September 2021 sebanyak 84.110 unit naik sekitar 41,5 persen dari Februari 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper