Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Toyota: PPnBM 25 Persen Tidak Akan Kuat Dongkrak Penjualan

PPnBM 100 persen untuk mobil berkapasitas mesin 1.500 cc, berpenggerak 4x2, dan memiliki komponen lokal minimal 60 persen telah berakhir pada Agustus 2021.
Pekerja di Pabrik Toyota Karawang 2. /TMMIN
Pekerja di Pabrik Toyota Karawang 2. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA — Pabrik Toyota Indonesia berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kelanjutan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100 persen.

Hal ini untuk menjaga kelanjutan permintaan mobil serta produksi dari industri semikonduktor yang saat ini sudah mulai membaik.

Adapun, PPnBM 100 persen untuk mobil berkapasitas mesin 1.500 cc, berpenggerak 4x2, dan memiliki komponen lokal minimal 60 persen telah berakhir pada Agustus 2021.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.010/2021, diskon PPnBM akan berkurang menjadi 25 persen pada September hingga Desember.

Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyampaikan permintaan mobil Toyota tahun lalu sudah mencapai 70 persen dari pencapaian tahun 2019.

Dengan penerapan PPnBM sejauh ini perseroan pun berharap penjualan tahun ini diperkirakan sudah mampu mencapai kisaran 80 persen hingga 90 persen dari pencapaian sebelum pandemi 2019.

"Saat ini permintaan semi konduktor sudah mulai membaik dan produsen sudah mulai produksi. Namun kalau produksi tiba-tiba turun lagi karena permintaan, maka pasokan semikonduktor akan bermasalah lagi. Kalau dengan PPnBM 25 persen itu sangat kurang sekali," sebutnya, Senin (6/9/2021).

Bob menuturkan penjualan mobil merupakan salah satu indikator perhitungan optimisme pelaku industri PMI.

Jika penjualan turun, maka PMI indeks nasional pun kembali ke level kontraksi yang tidak baik untuk kinerja ekonomi nasional. "Otomotif itu jadi acuan PMI, jadi sangat luas implikasinya," imbuhnya.

Adapun, penjualan mobil nasional dari Januari hingga Juli 2021 sudah berada pada 460.105 unit. Toyota pun sudah mampu menjual sebanyak 143.937 unit dengan rasio pasar masih di kisaran 31,3persen. 

Penjualan ini sudah jauh lebih baik dari total penjualan mobil nasional tahun lalu 532.407 unit dan Toyota di 161.256 unit. Namun, tetap belum dapat dikatakan normal dari penjualan rata-rata mobil nasional di kisaran 1 juta unit dan Toyota di 330.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper