Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Sentiman Pemerintah China, Penjualan Tesla Anjlok

Pemerintah China memberikan sentimen negatif terhadap mobil listrik Tesla. Perlahan tapi pasti gerakan anti Tesla dari pemerintah semakin kuat di negara tersebut.
Stasiun supercahrger Tesla di China. /Antara-twitter@JayInShanghai
Stasiun supercahrger Tesla di China. /Antara-twitter@JayInShanghai

Bisnis.com, JAKARTA — Pesanan kendaraan Tesla di China turun hampir setengahnya pada Mei dari April, dengan latar belakang peningkatan pengawasan pemerintah terhadap pembuat mobil listrik Amerika Serikat tersebut.

Mengutip Reuters dari Antara, Minggu (6/6/2021), jumlah pesanan bersih bulanan perusahaan di China turun menjadi sekitar 9.800 pada Mei, dari sebelumnya yang mencapai lebih dari 18 ribu pada April. Laporan itu juga mengatakan saham turun hampir 5 persen dalam perdagangan sore.

Tesla tidak segera menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar.

China adalah pasar terbesar kedua Tesla setelah Amerika Serikat dan menyumbang sekitar 30 persen dari penjualannya. Tesla membuat sedan listrik Model 3 dan kendaraan sport Model Y di pabriknya yang terletak di Shanghai.

Tesla telah mendapat dukungan kuat dari Shanghai ketika membangun pabrik luar negeri pertamanya di sana pada 2019. Sedan Tesla Model 3 adalah kendaraan listrik terlaris di negara itu sebelum mereka disusul oleh micro EV yang jauh lebih murah yang dibuat oleh usaha patungan antara General Motors dan SAIC Motor.

Namun, baru-baru ini, Tesla tengah menghadapi pengawasan atas penanganan keluhan pelanggan atas masalah kualitas.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa staf di beberapa kantor pemerintah China telah diberitahu untuk tidak memarkir mobil Tesla mereka di dalam kompleks pemerintah karena masalah keamanan atas kamera yang dipasang di kendaraan.

Sebagai tanggapan, Tesla berusaha untuk meningkatkan keterlibatannya dengan regulator daratan dan meningkatkan tim hubungan pemerintahnya, seorang sumber mengatakan kepada Reuters. Ini telah mendirikan pusat data di China untuk menyimpan data secara lokal dan berencana untuk membuka platform data untuk pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper