Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Cuma Chery, Ini Daftar Merek Mobil yang Hengkang dari Indonesia

Bisnis.com merangkum daftar merek mobil yang hengkang dari Indonesia karena kalah bersaing.
Ford F-150. /Ford
Ford F-150. /Ford

Bisnis.com, JAKARTA - Pertarungan di pasar otomotif di Indonesia seolah tak berkesudahan. Sejak didominasi mobil Eropa dan Amerika Serikat pada 1960-an sampai era mobil Jepang , pasar Indonesia seolah magnet bagi produsen mobil global.

Seiring waktu, pasar otomotif Indonesia semakin beragam oleh mobil-mobil baru. Persaingan kian ketat. Merek yang bertahan hanyalah yang mampu mengatasi segala kedinamisan pasar, sekaligus memenuhi segala kebutuhan mobilitas konsumen.

Bob Hooey seorang pakar strategi penjualan pernah mengatakan, “Jika Anda tidak memerhatikan pelanggan, maka pesaing Anda akan melakukannya.”

Kutipannya dapat menjadi pengingat bagi produsen otomotif untuk terus memerhatikan langkah di tengah ketatnya persaingan dunia penjualan mobil.

Mereka yang "kalah" di arena otomotif Tanah Air bisa jadi karena tidak mampu menjaga pelanggannya secara saksama dan tidak berinovasi untuk mengisi selera pasar yang terus bergerak.

Berikut adalah rangkuman sejumlah merek yang pernah mengisi pasar otomotif Indonesia, tetapi terpaksa pergi karena kalah di tengah persaingan:

1. Datsun

Nissan, pada tahun lalu, secara resmi mengumumkan penghentian aktivitas pabriknya di Indonesia. Produksi Datsun yang sebelumnya dikabarkan akan dipertahankan pada akhirnya juga ikut dihentikan.

Hana Maharani, Head of Communication PT Nissan Motor Indonesia, memastikan model-model Datsun juga sudah tidak diproduksi lagi, seiring dengan penutupan pabrik Nissan. “Sudah tidak diproduksi lagi,” ujar Hana kepada Bisnis, Senin, 23 Maret 2020.

Nissan mulai memproduksi Datsun Go Panca, dan Datsun Go+ pada September 2014. Peluncuran yang dihadiri CEO Nissan Carlos Ghosn kala itu ditasbihkan sebagai tanda kebangkitan kembali merek Nissan di Indonesia.

Datsun Go Panca berkapasitas 5 penumpang bersaing dengan Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Brio Satya, dan Suzuki Wagon R. Adapun Go+ bersaing dengan Calya dan Daihatsu Sigra.

2. Chevrolet

Chevrolet resmi angkat kaki dari Indonesia pada tahun lalu, setelah General Motors (GM) selaku agen pemegang merek, merilis surat perpisahan di situs web resmi Chevrolet.

Dalam surat yang dikutip dari laman resmi chevrolet.co.id, GM akan menghentikan penjualan kendaraan baru pada akhir Maret 2020. Namun, mereka memastikan tidak akan menghentikan layanan purnajual.

Pada Oktober 2019, GM telah menegaskan akan menghentikan penjualan kendaraan di Indonesia pada akhir Maret 2020. Perusahaan akan tetap melayani purnajual untuk produk Chevrolet yang telah dipasarkan di Tanah Air.

Presiden GM Asia Tenggara Hector Villarreal mengatakan keputusan tersebut dilakukan setelah meninjau secara komprehensif potensi rencana bisnis GM di Indonesia.

“Secara global, GM mengambil tindakan tegas untuk memfokuskan modal dan sumber daya. Keputusan sulit ini konsisten dengan strategi untuk fokus pada pasar di mana ada jalur yang jelas menuju profitabilitas berkelanjutan,” ujarnya.

3. Ford

PT Ford Motor Indonesia mengumumkan mundur dari seluruh kegiatan operasi di Indonesia pada semester kedua 2016. Langkah tersebut termasuk menutup dealer Ford dan menghentikan penjualan serta impor resmi semua kendaraan Ford.

Managing Director Ford Motor Indonesia Bagus Susanto, dalam keterangan tertulis di laman resmi Ford, menyatakan bahwa tidak ada opsi lain bagi Ford untuk bertahan di Indonesia.

“Setelah mempelajari setiap opsi yang memungkinkan, jelas bagi kami bahwa tidak ada jalur menuju keuntungan yang berkesinambungan bagi kami di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir 2016 dan mengonsentrasikan sumber daya yang ada di tempat lain,” kata Bagus.

4. Infiniti

PT Nissan Motor Indonesia memastikan untuk sementara berhenti memasarkan mobil Infiniti setelah tidak lagi melakukan impor kendaraan mewah tersebut. Nissan akan tetap melayani purnajual bagi pengguna kendaraan Infiniti.

Sejak tahun 2014, penjualan Infiniti tak mampu menyentuh 10 unit. Pada 2014 mobi ini hanya mampu terjual 8 unit, 2015 sebanyak 9 unit, dan 2016 cuma satu unit. Merek asal Jepang ini lantas menyerah dan tutup pada tahun 2018.

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) saat itu, Eiichi Koito, mengatakan, NMI saat ini tidak akan menjual produk baru Infiniti. Namun, tidak tertutup kemungkinan di masa depan, NMI kembali memasarkan Infiniti ketika pasar kendaraan mewah lebih berkembang.

“Kami sekarang tidak menjual produk baru, tapi tetap melanjutkan layanan purnajual. Kami tidak bisa bicara ke depan, tergantung konsumen,” ujarnya pada September 2018.

Infiniti pertama kali diperkenalkan di Tanah Air pada 2011. Infiniti tercatat pernah memiliki satu jaringan dealer yang terletak di daerah Pondok Indah. Namun, saat ini dealer tersebut tidak lagi beroperasi dan telah berganti menjadi merek lain.

5. Opel

Sebelum Chevrolet, GM pernah eksis di Indonesia dengan produk Opel Blazer pada tahun 1990-an. Kala itu, General Motors memilih Opel karena produknya lebih banyak menarik perhatian masyarakat, sebut saja Opel Vectra.

Opel Blazer diproduksi PT General Motors Buana Indonesia dan dijual pertama kali pada tahun 1996. Namun, kiprah Opel mulai meredup pada tahun 2005 dan menutup pabriknya.

General Motors (GM) melepas kepemilikan merek Opel ke PSA Group karena gagal mencapai target balik modal pada 2016. Kesepakatan ini terjadi berkat dana 2,3 miliar dolar AS yang disodorkan PSA Group ke Detroit.

6. Chery

Mulai tahun 2011, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), menghentikan pemasaran mobil Chery karena penjualan yang terus merosot sehingga sulit meningkatkan penetrasi pasar.

Komisaris PT IMAS saat itu, mendiang Gunadi Sindhuwinata, mengakui Indomobil telah membekukan importasi seluruh model Chery mulai tahun 2011 dan hanya tinggal menghabiskan stok mobil China tersebut dari gudang.

“Statusnya kami freeze [bekukan] dahulu mulai tahun ini. Sebagai layaknya perusahaan, kami tak ingin bekerja sosial tapi kami ingin bekerja sepenuhnya untuk Indomobil guna mendapatkan return yang sepadan. Kalau respons masyarakat berbeda [soal Chery], kami semestinya tahu diri,” ujarnya kepada Bisnis kala itu.

Dia mengakui penetrasi pasar Chery di Indonesia menghadapi banyak tantangan sejak diluncurkan pertama kali pada 2006.

Sementara itu, pada tahun 2012, Chery International, produsen kendaraan asal China, kembali masuk pasar Indonesia dengan menunjuk partner bisnis baru PT Chery Mobil Indonesia sebagai agen tunggal pemegang merek.

Namun, hal itu tidak bertahan lama. Tahun 2012 merupakan tahun terakhir Chery berjualan di Indonesia. Penjualan Chery saat itu tercatat sebanyak 215 unit.

7. Geely

Merek mobil asal China ini mencoba peruntungannya di Indonesia pada 2010. Namun, perjalanan PT Geely Mobil Indonesia (GMI) jauh lebih singkat dibandingkan merek China sebelumnya, yakni Chery. Geely resmi menutup penjualannya pada 2016.

Keterpurukan Geely dimulai ketika memasuki 2013. Saat itu, penjualannya berada di bawa 500 unit. Sampai dengan tahun 2016, Geely terpaksa harus menutup bisnisnya di Indonesia karena tidak meraup penjualan.

Pada 2017, Geely membeli saham Proton, perusahaan mobil asal Malaysia, sebanyak 49,9 persen. Langkah ini diambil agar Geely mendapat askes teknologi Lotus, merek sport car asal Inggris. Bisa jadi Geely akan berkolaborasi dengan Proton dan kembali ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper