Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani-Dubes Jepang Bahas Mobil Listrik, Hasilnya?

Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan mobil listrik.
Hyundai Kona EV dan Hyundai Ioniq EV di Pabrik Mobil Listrik Hyundai di Sukamukti Bekasi, Jumat (6/11/2020). /KeMenko Marves
Hyundai Kona EV dan Hyundai Ioniq EV di Pabrik Mobil Listrik Hyundai di Sukamukti Bekasi, Jumat (6/11/2020). /KeMenko Marves

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta. Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani menawarkan kerja sama pengembangan mobil listrik di Indonesia.

"Saya mengajak pemerintah Jepang untuk berpartisipasi," kata Sri Mulyani dalam akun instagramnya @smindrawati pada Kamis, 4 Maret 2021.

Ada berbagai daya tarik yang ditawarkan Sri Mulyani. Pertama, pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang sedang berjalan. "Tentunya diharapkan akan meningkatkan kualitas supply chain industri otomotif," kata dia.

Kedua, pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan mobil listrik. "Ini merupakan kesempatan yang besar bagi Jepang untuk berinvestasi di Indonesia," kata dia.

Selain kendaraan listrik, Sri Mulyani juga menyebut beberapa manufaktur lain yang memiliki kesempatan untuk melakukan bisnis di Indonesia. Mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga zona ekonomi khusus berorientasi ekspor.

Sri Mulyani pun berharap hubungan Indonesia-Jepang yang sudah lama terjalin baik dapat terus berlangsung. Tidak hanya perdagangan internasional, tetapi juga membuka berbagai peluang investasi lain di Indonesia.

Sementara itu salah satu persoalan utama dalam pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara adalah harganya yang masih relatif mahal, jika dibandingkan dengan mobil konvensional berbahan bakar minyak.

Pasalnya, komponen utama mobil listrik, yaitu baterai, memiliki harga jual yang mahal karena belum diproduksi secara massal. Adapun, harga baterai memengaruhi 40 persen dari harga mobil listrik. Ini pun berdampak pada keputusan konsumen.

Vivek Vaidya, Senior Vice President Intelligent Mobility Frost & Sullivan Asia Pacific, mengatakan mobil listrik akan menjadi pilihan menarik bagi konsumen, apabila harga jualnya tidak terlampau jauh dari harga mobil berbahan bakar bensin.

Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi juga mengungkapkan hal senada.

Dia mengatakan tingginya harga jual mobil listrik saat ini menjadi kendala tersendiri dalam perkembangannya. Nangoi mengungkapkan bahwa mobil yang paling laku di Tanah Air saat ini adalah yang berada di rentang harga Rp200 juta sampai dengan Rp250 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper