Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Kepemilikan Kendaraan di Indonesia di Bawah Malaysia

Kendati telah membaik, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara di Asia Tenggara.
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota, Kuningan, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meskipun mengalami peningkatan, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan negara tetangga. /ANTARA
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota, Kuningan, Jakarta, Senin (18/5/2020). Meskipun mengalami peningkatan, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan negara tetangga. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati telah membaik, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara di Asia Tenggara.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menuturkan bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Tanah Air mencapai 90 unit per 1.000 penduduk. Jumlah ini dinilai lebih baik dari sebelumnya.

“Sebelumnya adalah 87 mobil per 1.000 orang. Saat ini sudah mencapai 99 unit per 1.000 penduduk,” ujarnya dalam diskusi virtual MarkPlus Industry Roundtable: Automotive Industry Perspective, Selasa (22/9/2020).

Meskipun mengalami peningkatan, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan negara tetangga.

Malaysia, misalnya, dengan jumlah penduduk sebanyak 28 juta, mereka mampu mencapai rasio kepemilikan kendaraan hingga 490 unit per 1.000 penduduk. Sementara Thailand tembus 275 unit per 1.000 penduduk.

Menurut Kukuh, potensi Indonesia masih jauh dari maksimal jika melihat rasio kepemilikan kendaraan. Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, Indonesia dinilai memiliki ceruk pasar yang besar di sektor otomotif.

“Semisal, tambah satu saja angka rasio kepemilikan mobil di Indonesia, dari 99 menjadi 100 per 1.000 penduduk. Penduduk kita itu sekitar 270 juta orang. Maka, akan ada penambahan 270.000 mobil,” ucapnya.

Dia menilai bahwa kepemilikan kendaraan seperti dua sisi koin, satu sisi dicintai, tetapi satu sisi lainnya dianggap sebagai penyebab utama kemacetan. Selain itu, faktor rendahnya kepemilikan kendaraan juga disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan jalan.

“Baru lima tahun belakangan banyak pembangunan jalan, sehingga penjualan motor lebih tersebar di seluruh Indonesia. Dulu, 80 persen penjualan itu di Pulau Jawa. Sekarang sudah mulai lebih merata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper