Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Baterai ABC Masuk ke Bisnis Litium-Ion

Produsen batu baterai ABC tersebut sedang melakukan proses instalasi mesin pada akhir Juli 2020, sedangkan produksi prakomersial bakal dilaksanakan pada akhir tahun.
Ilustrasi: Produksi baterai di Pabrik Accumotive di Kamenz. Produksi sistem baterai untuk Mercedes-Benz EQC. Pabrik baterai mengandalkan sistem canggih dan menggunakan berbagai teknologi Industry 4.0 untuk memproduksi baterai drive untuk model produk dan merek teknologi EQ. /MERCEDES BENZ
Ilustrasi: Produksi baterai di Pabrik Accumotive di Kamenz. Produksi sistem baterai untuk Mercedes-Benz EQC. Pabrik baterai mengandalkan sistem canggih dan menggunakan berbagai teknologi Industry 4.0 untuk memproduksi baterai drive untuk model produk dan merek teknologi EQ. /MERCEDES BENZ

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa PT International Chemical Industry, produsen batu baterai ABC, melakukan penanaman modal dalam negeri untuk kendaraan berbasis listrik.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan bahwa perusahaan tersebut sedang melakukan proses instalasi mesin pada akhir Juli 2020. Adapun, produksi prakomersial bakal dilaksanakan pada akhir tahun.

"PT International Chemical Industry yang memproduksi batu baterai ABC, jadi dia masuk ke baterai litium-Ion," kata Putu dalam diskusi daring, Selasa (28/7/2020).

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar sebagai basis produksi kendaraan listrik. Kekayaan metalurgi untuk nikel baterai yang dimiliki Indonesia membuat investor berbondong-bondong menanamkan modal.

Dia pun optimistis dapat mencapai syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kendaraan listrik.

Menurut Putu, penggunaan baterai produksi dalam negeri akan meningkatkan komponen nilai produksi sehingga syarat 35 persen TKDN untuk kendaraan listrik dapat segera tercapai.

Ambisi Indonesia menjadi produsen mobil listrik telah dituangkan dalam peta jalan industri otomotif. Program low carbon emission vehicle (LCEV) telah dimulai sejak 2017 dan produksi kendaraan listrik serta komponennya ditargetkan telah dimulai pada 2022.

Komitmen Indonesia menjadi produsen kendaraan listrik juga telah dikuatkan dengan hadirnya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik. Saat ini, tidak sedikit agen pemegang merek telah mengenalkan produk kendaraan listriknya meski catatan penjualannya masih tetap minim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper