Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif, APM Perlu Bekerja Keras Penuhi Target

Di tengah ketidakpastian kondisi global, salah satunya karena virus corona (COVID-19), mustahil pasar otomotif nasional dapat tumbuh hingga 6 persen.
Pengunjung memadati pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung memadati pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Agen pemegang merek dinilai perlu bekerja keras agar target pertumbuhan pasar otomotif nasional yang ditetapkan pemerintah sebesar 6 persen pada tahun ini dapat terealisasi.

Pemerhati industri otomotif, Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian kondisi global, salah satunya karena virus corona (COVID-19), mustahil pasar otomotif nasional pada tahun ini dapat tumbuh hingga 6 persen.

"Bahkan, untuk mencapai angka satu juta penjualan, agen pemegang merek [APM] harus bekerja keras," ujar Fransiscus saat dihubungi Bisnis, di Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Menurutnya, baik pemerintah maupun APM, mesti bersiasat agar pertumbuhan pasar di tahun ini dapat tidak meleset jauh dari target yang ditentukan.

Dia menilai pemerintah dapat mendorong kebijakan yang dapat memacu penjualan, baik bagi industri maupun konsumen. Adapun, penerapan strategi dari para APM juga dinilai memengaruhi prospek penjualan pada tahun ini.

"Namun, APM juga perlu memperbaiki fundamental, seperti resources dan fasilitas di tengah kondisi ini. Jika hanya mengandalkan startegi penjualan saja, akan sulit mengembangkan market," tuturnya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (Giicomvec) 2020 pekan lalu mengatakan bahwa laju industri otomotif di Tanah Air masih bisa diakselerasi pada tahun ini.

Agus mengungkapkan pemerintah akan menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi sektor industri guna mempermudah pencapaian target tersebut. Di antaranya kemudahan pemberian izin dan insentif fiskal, yang salah satunya didukung oleh super tax deduction.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper