Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Nissan di Kyushu Tutup Sementara, NMI Tak Terdampak

Penjualan Nissan Motor Indonesia (NMI) masih berjalan normal dan belum ada keluhan terkait dengan pabrik Nissan Kyushu yang berhenti beroperasi.
Logo Nissan tampak di kantor pusat Nissan Motor Co di Yokohama, Jepang, 22 November 2018. /REUTERS
Logo Nissan tampak di kantor pusat Nissan Motor Co di Yokohama, Jepang, 22 November 2018. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – PT Nissan Motor Indonesia tidak mengalami dampak signifikan meski pabrik di Kyushu berhenti beroperasi sementara.

Penjualan Nissan Motor Indonesia (NMI) masih berjalan normal dan belum ada keluhan terkait dengan pabrik Nissan Kyushu yang berhenti beroperasi.

“Sampai saat ini tidak ada,” kata Hanna Maharani, Head of Communication PT NMI kepada Bisnis, Sabtu (15/2/2020).

Dia mengatakan pabrik Nissan di Kyusuhu, Jepang berhenti beroperasi sementara akibat virus Corona.

Penghentian produksi dilakukan lantaran Nissan kekurangan pasokan suku cadang dari China. Langkah ini dapat berdampak pada produksi sekitar 3.000 kendaraan.

“Pabrik Nissan di Kyushu Jepang tutup untuk sementara pada 14 dan 17 Februari,” kata Hanna.

Selain Nissan sejumlah pabrik otomotif di dunia terdampak wabah virus Corona karena suplai suku cadang dari China menjadi mandek.

General Motors (GM), produsen otomotif Amerika Serikat, mengalami gangguan pasokan komponen otomotif dari China sebagai dampak dari eskalasi penyebaran wabah virus Corona (Covid - 19).

Sedangkan pabrik GM di barat Seoul  GM. Korea Selatan, menghentikan satu dari dua lini perakitannya.

Pabrik itu mampu menghasilkan lebih dari 400.000 kendaraan setiap tahun. Pabrik akan ditutup selama dua hari pada awal pekan depan karena kekurangan suku cadang dari China. Hyundai dan Kia juga menghentikan kegiatan pabriknya di Ulsan sejak pekan lalu.

Produksi akan dilanjutkan secara bertahap pada pekan ini. Namun, semuanya tergantung pada pasokan suku cadang dari China, kata Hyundai dalam sebuah pernyataan.

Virus Corona yang menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menginfeksi lebih dari 44.000 jiwa di China, menyebar ke lebih dari 24 negara.

Wabah itu mengganggu rantai pasokan otomotif karena China merupakan salah satu produsen komponen otomotif terbesar. Sejumlah pabrik di China menghentikan operasinya hingga 17 Februari pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper