Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inden Sampai 10 Tahun, Suzuki Hentikan Sementara Pemesanan Jimny

Suzuki Indonesia hanya mendapatkan jatah 40 - 50 unit sebulan untuk mobil ikonis itu.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komisaris Utama PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengamati Suzuki Jimny di arena GIIAS 2018, Kamis (2/8/2018). /Bisnis.com-SIS
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komisaris Utama PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengamati Suzuki Jimny di arena GIIAS 2018, Kamis (2/8/2018). /Bisnis.com-SIS

Bisnis.com, JAKARTA - PT Suzuki Indomobil Sales menghentikan sementara pemesanan Jimny lantaran  inden (waktu tunggu) untuk memiliki produk tersebut bisa mencapai 4 hingga 10 tahun.

Hal itu disebabkan oleh keterbatasan unit yang dikirimkan dari Jepang. Suzuki Indonesia mendapatkan jatah 40 - 50 unit sebulan untuk mobil ikonis itu.

Marketing Director 4 Wheel PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan saat ini rata-rata diler menerima inden hingga empat tahun. Bahkan, jelasnya, beberapa diler mendapatkan inden hingga 10 tahun untuk produk Jimny.

"Sebenarnya bukan di-stop, tapi agar antrian juga tidak terlalu lama dan semakin panjang, karena ini kan bukan waktu yang sebentar yah," jelasnya, Selasa (12/2/2020).

Suzuki Indonesia mengklaim telah bernegosiasi dengan principal di Jepang untuk menambah kuota Jimny. Namun, kuota itu belum akan bertambah dalam waktu dekat.

"Hasil negosiasi dengan principal kami, Jimny volumenya yang akan dikirim ke kami sampai segitu saja. Sekitar 40-50 unit per bulan," tambah dia.

Dengan jatah unit yang minim itu, PT SIS harus membagi ke seluruh diler. "Jika ada diler yang tidak mendapat unit, nantinya kita akan gilir berikutnya," ucap dia.

Suzuki global dikabarkan menghentikan jatah Jimny untuk pasar Eropa karena regulasi pemerintah terkait standar emisi gas buang kendaraan bermotor pada 2021.

"Penghentian jatah di Eropa juga tidak memberikan dampak yang positif bagi para pengantre kendaraan. Penghentian jatah di sana (Eropa) tidak bisa juga mempersingkat antrean," tutur dia.

Spesifikasi unit pasar Eropa berbeda dengan Indonesia, seperti bahan bakar dan hingga fitur. Sebagai perbandingan, mesin K15B yang digunakan di Indonesia menghasilkan karbon 154 gram CO2 per kilometer, sedangkan standar emisi Eropa yang berlaku pada 2021 hanya 95 gram CO2 per kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper