Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaguar Land Rover Akan Kurangi 10 Persen Karyawan

Catatan perdagangan perusahaan itu menunjukkan penurunan sebesar enam persen pada 2019.
Pabrikan mobil Inggris terbesar ini memperkenalkan uji coba live mobil swakemudi dengan mata yang mempelajari pejalan kaki. /JAGUARLANDROVER
Pabrikan mobil Inggris terbesar ini memperkenalkan uji coba live mobil swakemudi dengan mata yang mempelajari pejalan kaki. /JAGUARLANDROVER

Bisnis.com, LONDON - Produsen mobil asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), mengumumkan pada Rabu bahwa pihaknya akan memotong sekitar 10 persen tenaga kerja di pabrik Halewood, wilayah Inggris bagian utara, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi.

"JLR mengambil langkah untuk mengoptimalkan performa, menciptakan pertumbuhan berkelanjutan, dan menjaga kesuksesan jangka panjang pada bisnis kami," kata JLR dalam pernyataan tertulis.

Catatan perdagangan perusahaan itu menunjukkan penurunan sebesar enam persen pada 2019, yang diakibatkan oleh kebangkitan perusahaan mobil dalam negeri China serta kemerosotan permintaan kendaraan diesel di Eropa.

Namun JLR kembali berjaya di pasar China pada beberapa bulan terakhir 2019 dengan jumlah penjualan meningkat 1,3 persen pada Desember lalu.

"Dipusatkan pada strategi produksi di Halewood, kami mengubah pola kerja dari tiga sif menjadi dua-plus sif mulai April 2020," dikutip dari pernyataan yang sama.

Sekitar 450 dari 4.500 posisi tenaga kerja di pabrik Halewood, satu dari tiga pabrik JLR di Inggris, saat ini terancam dengan adanya pengumuman tersebut.

Pabrik Halewood memproduksi mobil jenis SUV Range Rover Evoque dan Land Rover Discovery Sport. Dalam hal ini, Serikat pekerja Inggris Unite the Union mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi JLR juga tengah dialami oleh pabrik mobil lainnya di Inggris.

JLR, seperti juga perusahaan lain dalam industri kendaraan, menghadapi tantangan untuk mulai berinvestasi pada kendaraan rendah dan bebas emisi seiring dengan semakin ketatnya regulasi.

Dalam waktu yang sama, perusahaan itu juga harus berurusan dengan turunnya permintaan terhadap beberapa model kendaraan bertenaga konvensional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper