Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APM Pangkas Target Penjualan Truk

Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) megatakan tren penurunan ini membuat pihaknya merevisi target penjualan pada Tahun ini. Target awal yang semula mencapai kisaran 40.000 unit, turun menjadi sekitar 37.000 unit.
Model berdiri di samping kendaraan niaga truk Mitsubishi Fuso Fighter varian terbaru saat diluncurkan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke-27 tahun 2019 di Tangerang, Banten, Jumat (18/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Model berdiri di samping kendaraan niaga truk Mitsubishi Fuso Fighter varian terbaru saat diluncurkan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke-27 tahun 2019 di Tangerang, Banten, Jumat (18/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penjualan kendaraan niaga yang melempem hingga Agustus membuat agen pemegang merek (APM) truk di Tanah Air memangkas target penjualan.

Sampai dengan Agustus, total penjualan pikap, dan truk mencatatkan penjualan sebanyak 57.403 unit secara kumulatif. Dibandingkan dengan penjualan pada Januari-Agustus 2018, kumulasi penjualan itu menurun sekitar 22 persen.

Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) megatakan tren penurunan ini membuat pihaknya merevisi target penjualan pada Tahun ini. Target awal yang semula mencapai kisaran 40.000 unit, turun menjadi sekitar 37.000 unit.

“Awalnya kami target 40.000 unit, sekarang menjadi sekitar 37.000 setelah kami revisi. Tetapi, [target] market share tetap di atas 60 persen dan kami masih achieve di situ. Per Agustus, kami masih di angka 62 persen, secara keseluruhan [untuk truk],” katanya, akhir pekan lalu.

Pada September, dia mengklaim penjualan Hino mencapai sekitar 2.960 unit, menurun sekitar 23 persen dibandingkan dengan September tahun lalu. Namun demikian, penjualan pada kuartal III/2019 dinilai lebih baik daripada semester pertama.

Menurutnya, kinerja penjualan pada semester I memang tak dapat dipungkiri menjadi pemberat pertumbuhan penjualan pada 2019. Hal ini, lanjutnya, tak lain disebabkan oleh pesta demokrasi yang membuat konsumen menunda pembelian unit baru.

“Secara keseluruhan turun karena semester I-nya turun, kuartal III cenderung dibandingkan tahun lalu juga turun, karena waktu 2018 itu waktu booming-nya. Produksinya naik di semester II, jadi [kuartal III/2019 kalah sedikit, tapi ini tidak beda jauh,” tuturnya.

Selain itu, aksi demonstrasi massa yang berlangsung beberapa waktu lalu menurutnya turut memengaruhi keputusan para konsumen. Hal itu menambah ketidakpastian bagi para pengusaha di tengah tren perlambatan ekonomi domestik dan global.

“Banyak yang agresif di jalan itu kan problem, berpengaruh juga. Orang juga mau investasi jadi pikir-pikir dulu, menunggu dulu. Lebih baik menunggu sebulan dua bulan daripada memaksakan jadi repot, memang jadinya lebih baik dia wait and see,” tuturnya.

Kendati demikian, dia menyatakan bahwa HMSI masih optimistis dapat mencapai target pangsa pasar di kisaran 60 persen pada akhir tahun. Kondisi politik yang lebih kondusif dan dampak pembangunan infrastruktur dinilai akan menjadi faktor kunci pendorong penjualan.

“Mudah-mudahan dengan adanya perombakan kabinet, semua lebih firm, sekarang kan masih masa-masa transisi. Keputusan yang baru akan tertunda dulu,” katanya.

MITSUBISHI

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Duljatmono juga mengatakan bahwa kinerja penjualan pada tahun ini meleset dari target. Menurutnya, kondisi pada semester pertama menjadi pemberat pertumbuhan penjualan tahun ini.

“Memang tidak sejalan dengan target. Di awal tahun kami targetkan kenaikan plus minus 5 persen. Tapi melihat perkembangan ini, ya sudah jelas karena volume pasar ini turun, kami tidak bisa mencapai itu,” katanya kepada Bisnis, Minggu (6/7/2019).

Meski menyatakan bahwa penjualan pada 2019 akan menurun, dia mengatakan bahwa pihaknya tidak memangkas target penjualan. Menurutnya, target pada semester II/2019, khususnya kuartal IV/2019, masih dapat dicapai.

“Kami harapkan semester II tidak truun, meski secara kumulatif pasti turun, karena pemberatnya ada semester I. Semester II ini sudah naik tapi tidak terlalu kuat, kami masih berusaha melihat perkembangan, karena kekuatan pasar tidak sesuai dengan prediksi,” jelasnya.

Dia mengatakan kunci utama untuk mendorong penjualan mobil niaga hingga akhir tahun adalah stabilitas ekonomi global. Pasalnya, dia menilai komoditas pendorong ekonomi domestik saat ini masih sangat bergantung pada pasar luar negeri.

Sepanjang Januari-Agustus, total penjualan Mitsubishi Fuso mencapai 26.560 unit, menurun 25,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun, dari segi pangsa pasar, Duljatmono mengatakan Mitsubishi Fuso masih stabil di kisaran 44 persen.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily juga mengatakan bahwa total penjualan tahun ini meleset dari target yang telah ditetapkan. Namun demikian, pangsa pasar Isuzu masih relatif sesuai dengan target awal tahun.

Sepanjang Januari hingga Agustus, penjualan pikap dan truk Isuzu mencapai 14.658 unit, dengan penjualan tertinggi pada segmen truk kecil. Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, total penjualan itu meningkat 3,19 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper