Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Siap Produksi Mobil Listrik di Indonesia Mulai 2022

Model yang akan diproduksi disesuaikan dengan keinginan konsumen di Indonesia yakni kendaran multiguna dan multiguna sporty.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mencoba mobil listrik saat acara Kickoff Electrified Vehicle Comprehensive Study di Jakarta pada 2018./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mencoba mobil listrik saat acara Kickoff Electrified Vehicle Comprehensive Study di Jakarta pada 2018./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Toyota menyatakan siap memproduksi kendaraan berteknologi listrik pada 2022.

Model yang akan diproduksi disesuaikan dengan keinginan konsumen di Indonesia yakni kendaran multiguna dan multiguna sporty.

Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan, untuk memproduksi kendaran berteknologi listrik yakni hibrida, perusahaan akan menggunakan lini produksi yang sudah ada dengan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan.

"Produksi pertama tahun 2022. Prioritasnya model sport utility vehicle [SUV] dan multi purpose vehicle [MPV]," ujarnya di sela-sela Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Toyota menyatakan komitmen investasi senilai Rp28 triliun pada periode 2019-2023 termasuk untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Komitmen investasi itu juga ditunjang oleh ketersedian beragam lini produk kendaraan listrik seperti hibrida hingga fuel cell.

Warih menegaskan, pada tahap awal disamping terus meningkatkan pemahaman kendaraan listrik bagi konsumen domestik, perusahaan juga melihat tren pasar ekspor. Menurutnya, tren global saat ini mengarah pada kendaraan lebih irit bahan bakar.

"Karena kami juga tidak ingin, saat berubah nanti, ekspor kami harapkan naik. Ada ICE masih oke, negara seperti Australia, Amerika Selatan ada yang beralih, nah itu kami harus masuk. Itu juga jadi perhatian utama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper