Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Masih Lesu, Pelaku Industri Realistis Soal Target

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat diyakini membawa dampak negatif bagi pelaku industri otomotif global dan dalam negeri lantaran lesunya penjualan mobil tahun ini.
Suasana Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019. /Foto BISNIS.COM-Thomas Mola
Suasana Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019. /Foto BISNIS.COM-Thomas Mola

Bisnis.com, JAKARTA - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat diyakini membawa dampak negatif bagi pelaku industri otomotif global dan dalam negeri lantaran lesunya penjualan mobil tahun ini.

Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan bahwa pasar otomotif menurun dibandingkan tahun lalu. Selain pemilu, dampak ekonomi akibat perang dagang AS-China juga diyakini turut andil memicu lesunya penjualan mobil di Tanah Air.

"Walaupun pasar menurun tapi Toyota penurunannya tidak sedalam pasar. Jadi, market share malah naik dari 31,2 persen menjadi 31,5 persen pada pertengahan tahun ini. Sementara tidak akan memberi impact negatif [seperti pengurangan tenaga kerja dan penutupan pabrik] pada perusahaan," ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Selain itu, Jimmi juga tidak menampik bahwa ada kemungkinan target penjualan sekitar 1,1 juta mobil pada akhir tahun yang dicanangkan pemerintah dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) tidak tercapai.

Menurutnya, berkaca dari pencapaian penjualan di semester pertama tahun ini yakni 481.577 unit atau belum mencapai setengah dari target, maka angka penjualan 1 juta unit dinilainya sudah cukup baik.

"Melihat hasil dari semester pertama tahun ini, market akan berada maksimum di 1,1 [juta]. Mungkin kalau [kondisi ekonomi tidak cepat membaik] bisa di bawah itu," katanya.

Namun, dia memastikan optimisme semua agen pemegang merek, termasuk Toyota harus tetap dijaga agar risiko tersebut tidak terjadi. Peran serta semua pihak seperti pengesahan regulasi kendaraan listrik menjadi salah satu pemicu untuk kembali menaikkan gairah pasar dan semakin memperkuat produksi di ndustri otomotif Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper