Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tinggal Selangkah Lagi, Luhut : Perpres Mobil Listrik Sudah Sampai ke Presiden

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhur Binsar Pandjaitan menyatakan draf peraturan presiden tentang mobil listrik sudah sampai ke meja Presiden Joko Widodo.
Seorang pria memegang charger mobil listrik di tempat parkir mobil di restoran McDonald's di Sao Paulo, Brasil, 3 Maret 2018. /REUTERS
Seorang pria memegang charger mobil listrik di tempat parkir mobil di restoran McDonald's di Sao Paulo, Brasil, 3 Maret 2018. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhur Binsar Pandjaitan menyatakan draf peraturan presiden tentang mobil listrik sudah sampai ke meja Presiden Joko Widodo.

“Tadi sudah selesai perpres-nya, hari-hari ke depan Presiden tanda tangan. Dari kami semua sudah selesai paraf. Kemarin saya telpon-telponan sama Bu Sri Mulyani, sudah [paraf],” kata Luhut di Istana Negara, Selasa (23/7/2019).

Sebagai informasi, aturan kendaraan listrik itu hanya mengatur kendaraan listrik berbasis baterai dan ekosistemnya. Pasalnya, pemerintah ingin mendorong pengembangan penelitian dan industri lokal dengan memanfaatkan material yang tersedia di dalam negeri.

Berkaitan dengan komitmen pemerintah untuk membangun ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, Luhut menyebutkan Indonesia telah menerima komitmen investasi baterai lithium di Morowali. Contemporary Amperex Technology (CATL) memimpin kongsi bersama sejumlah perusahaan untuk memproduksi baterai lithium dengan nilai investasi US$55,7 triliun secara bertahap.

“CATL kongsi juga dengan LG, Volkswagen, Mercedes, serta macam-macam perusahaan lain,” jelasnya.

Tak hanya itu, dia mengungkapkan investor lainnya dalam kongsi tersebut adalah Tesla, perusahaan milik pengusaha global Elon Musk.” Di Morowali itu yang masuk si CATL, terus kemudian dia dengan LG, itu yang paling main. Tesla dia juga join dengan situ, tapi berapa banyak saya gak tau,” tambahnya.

Menurut Luhut, pembangunan pabrik baterai tersebut ditargetkan mampu rampung dalam 3 tahun mendatang. Dengan masuknya industri baterai itu, dia meyakini Indonesia akan menjadi pusta produksi baterai terbesar di dunia.

“Ya menurut saya harus terbesar karena kita punya semua dan cost kita lebih murah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper