Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI HONG KONG: e-Pedal, Kemudahan Berkendara dari Nissan Leaf

Teknologi e-Pedal Nissal Leaf memberi kemudahan pada pengendara. Pengemudi menjadi lebih fokus berkendara tanpa perlu memikirkan kapan saatnya kaki harus berpindah menginjak pedas gas dan pedal rem.
e-Pedal Nissan Leaf/youtube
e-Pedal Nissan Leaf/youtube

Bisnis.com, HONG KONG – Mobil listrik atau electric car yang lebih dikenal sebagai EV menjadi kendaraan bebas emisi yang menjawab persoalan polisi akibat emisi karbon.juga muncul berbagai terobosan teknologi.

Nissan Leaf, yang dikenal sebagai kendaraan listrik pertama yang dipasarkan secara massal di dunia, juga melengkapi EV dengan teknologi yang terus dikembangkan.

Dengan menjadikan baterai lithium sebagai sumber tenaga, New Nissan Leaf mampu menjangkau jarah tempuh hingga 400 km berdasar regulasi emisi Japan Cycle '08, atau 150 mil berdasar regulasi Badan Perlindungan Lingkungan AS, EPA, dan 380 km berdasarkan regulasi  New European Driving Cycle, NEDC.

Sumber tenaga tersebut menghasilkan output daya 110 kW dan torsi 320 Newton meter. Hal itu diiringi kehadiran sejumlah teknologi seperti swakemudi yang mengadaptasi teknologi swakemudi ProPilot.

Teknologi ProPilot saat diaktifkan akan mengendalikan kemudi, akselerasi, pengereman, perubahan shift dan rem parkir yang akan mengarahkan mobil ke tujuan area parkir.

Sementara untuk mengurangi kelelahan pengemudi ProPilot Park juga menghadirkan e-Pedal. Seperti ketika kita menggunakan bom-bom car, e-Pedal menghadirkan kemudahan berkendara.

Hanya dengan mengandalkan satu pedal, pengemudi bisa mempercepat, memperlambat, dan menghentikan kendaraan. Semua itu hanya dengan menaikkan dan menurunkan tekanan kaki kita pada pedal.

Saat injakan pada pedal dilepaskan, mobil pun akan berhenti secara otomatis. Tapi jangan khawatir, kendaraan tidak akan berhenti tiba-tiba sehingga bisa mengagetkan pengendara lain di belakang.

Bisnis.com bersama 4 jurnalis lain dari Indonesia berkesempatan mencoba menggunakan e-Pedal saat uji berkendara Nissan Leaf di Hong Kong, Jumat (8/3/2019).

Mengelilingi wilayah Hong Kong dengan kontur lurus melalui terowongan atau berkelok dan mendaki dengan lebar jalan yang tidak terlalu lebar, kellncahan dan kemampuan Nissan Leaf bisa diuji.

Semula, kendaraan bergerak dengan eco mode, pedal yang digunakan adalah pedal gas dan rem. Laju kendaraan terasa mantab saat belok atau pun mendaki. Saatnya tombol  e-Pedal difungsikan maka semua terasa jauh lebih mudah.

“Kita jadi tak usah banyak pikiran, menjadi serba mudah,” begitu komentar Wisnu, salah satu jurnalis dari Indonesia.

Pendapat tersebut sama dengan pandangan Bisnis, bahkan dengan bahasa lain e-Pedal akan memudahkan ibu-ibu berkendara. Tak hanya itu, orang yang baru pertama  kali menggunakan kendaraan otomatik pun tidak akan mengalami kesulitan dan langsung nyaman berkendara.

Andai saat harus berhenti mendadak kaki masih refleks menginjak pedal rem , tindakan yang sebetulnya tidak perlu dilakukan karena begitu kaki tidak menginjak pedal gas, kendaraan pun akan berhenti, hal itu tidak akan berlangsung lama.

Setelah beradaptasi sesaat dan makin yakin dengan keandalan e-Pedal, perjalanan pun menjadi lebih nyaman. Fokus berkendara tidak terpecah antara gas dan pedal rem.

“Saya memang ingin mencoba e-Pedal, ini satu kelebihan yang belum dipunyai kendaraan lain,” begitu Wisnu menambahkan.

Terkait kinerja Nissan Leaf, Fransesco menyebutkan bagaimana kemampuan kendaraan itu berbelok tiba-tiba. “ Saat belok, terasa sampai ke body,” ujarnya.

Uji  berkendara di  jalan raya memberi pengalaman tersendiri, bisa dibayangkan jika test driving juga dilakukan di sirkuit. Tentu banyak sensasi yang menarik untuk dituliskan.  

 Nissan tercatat sebagai perusahaan yang  pertama meluncurkan kendaraan listrik yang lebih dikenal dengan istilah EV atau electric Vehicle di dunia.

Kehadiran perdana Nissan LEAF pada 2010 menjadi momentum yang membuka keyakinan masyarakat bahwa pemasaran mobil bertenaga listrik (Electric Vehicle/EV) di dunia bukan hal yang mustahil.

Jika semula EV dinilai skeptis dan hanya dipandang sebagai ceruk pasar yang sempit, akhirnya pertumbuhan penjualan pun kian meningkat. Pembeli Leaf lah yang menjadi pengadopsi awal teknologi EV dan kini tingkat kesadaran untuk membeli EV terus berkembang.

“Konsumen yang terus tumbuh kini menyebutkan bisa jadi mereka akan memilih EV sebagai kendaraan pilihan ke depan. Konsumen memilih LEAF karena kemampuannya, kinerjanya yang lincah dan teknologinya yang maju,” tulis rilis Nissan dari Jepang. 

Bahkan berdasar rilis Nissan, diterbitkan 5 Maret 2019, Nissan LEAF berhasil mencatatkan angka penjualan di atas 400.000. Fakta tersebut dinilai pihak Nissan memperkuat peran di posisi terdepan dalam menghadapi perubahan mobilitas global yang lebih berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper